Lintas NusaPeristiwa

Sumenep Batik Festival Cederai Kultur Pesantren

NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Penyelenggaran Sumenep Batik Festival (SBF) 2017 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep menuai kecaman salah satunya datang dari anggota Dewan Masyayikh Pondok Pesantren Annuqayah Guluk Guluk Sumenep Madura Jawa Timur

Menurut Muhammad Hosnan selaku anggota dewan masyayikh PP. Annuqayah serta ketua Ikatam Sarjana Nahdhatul Ulama (ISNU) Kabupaten Sumenep, mengatakan penyelenggaraan kegiatan Sumenep Batik Festival telah mencederai kultur budaya lokal yang mayoritas agamis.

“Saya merasa sangat terganggu dan prihatin karena penampilan busananya membuka aurat. Yang dalam undang undang bisa dikatakan porno aksi,” katanya.

Kegiatan tersebut telah mencedrai kultur sumenep. Kareana di madura secara umum terkenal dengan budaya santri, banyak kiai, banyak pondok pesantren. Namuan tiba tiba di halayak publik dan dilegalkan oleh memerintah ada kegiatan Fashion On The Street yang membuka aurat.

Kegiatan tersebut sangat menyinggung perasaan kiai. Terlebih lagi kegiatannya dilangsanakan berdekatan dengan masjid yang itu adalah baitullah yang dijungjung tinggi oleh umat islam. dan disana ada festival buka aurat.

Baca Juga:  Pemkab Sumenep Gelar Upacara HSN 2024, Peserta Menggunakan Baju Ala Santri

“Kegiatan ini sungguh tidak respek terhadap budaya sumenep,” ucapnya dengan kecewa.

Dia meminta kepada bupati supaya menegor dinas penyelenggara, agar menyetop even-event yang terlalu fulgar yang ditampilkan kepada halayak ramai dan dipertontontan didepan orang banyak. Dia menambahkan jika kegiatan tersebut dalam rangka Visit 2018 sungguh sangat tidak etis. Karena rela mengenyampingkan budaya lokal yang sudah dipelihara sejak sumenep berbentuk kerjaaan.

Hosnan meminta jika visit 2018 tidak terintraksi antara nilai budaya lokal agar sebaiknya visit sumenep dievaluasi kembali bahkan ditunda sampai semua matang sehingga nantinya sumenep bisa disyiarkan melalui prawisata.

“Jika seperti ini, terkesan visit 2018 tidak siap bahkan konsepnya tidak jelas,” pungkasnya. (md)

Editor: Achmad S.

Related Posts

No Content Available