Suatu Senja, Aku Duduk Melihatnya

Seorang perempuan tengah menanti. (Foto: akamaihd.net)

Seorang perempuan tengah menanti. (Foto: akamaihd.net)

Puisi Dimas Ridho Wahyu
Perjalanan (1)

Perihal Perjalanan, aku membayangkan kamu bersandar di bahuku, terlelap dengan lingkar hangatmu.

Perjalanan (2)

Perihal Perjalanan, ada awal dan akhir, mengenai siapa yang turun dahulu, tidak ada yang tahu.

Perjalalan (3)

Perihal Perjalanan, aku menyukai penantian, penat yang berkepanjangan, siapa tahu kamu mau memulai perjalanan ini dari awal kembali.

SENJA SORE HARI, AKU DUDUK MELIHATNYA

Saat senja sore hari, aku duduk melihatnya
Menatap dengan penuh harap, kepergian matahari dari singgasananya
Aku teringat kamu, dengan segala tangisan perpisahanku
Aku tak pernah membenci senja, tentang siapa yang bertanggung jawab atas kepergian matahari
Aku juga tak pernah membenci matahari, karena dia juga mengajakmu pergi

Dimas Ridho Wahyu Santoso, akrab dipanggil dengan Dimas, lahir pada tahun dimana krisis moneter menjadi-jadi, 8 Januari 1997. Sedang menempuh pendidikan di S1 Pendidikan Keguruan dalam bidang ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menjadi bagian dari HMP HIMPROBSI.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com

Exit mobile version