NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) meminta pemerintah pusat turun tangan atas kisruh penutupan jalan umum untuk angkutan batu bara oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel). Dampak dari kebijakan tersebut seluruh angkutan batu bara di Sumsel terancam lumpuh total.
“Dampak dari kebijakan itu, semua pelaku usaha pertambangan resah. Sebab semua angkutan batu bara terancam tidak bisa beroperasi, dan siap-siap pasokan batu bara ke pembangkit terhenti,” ujar Juru Bicara APLSI Rizal Calvary di Jakarta dalam keterangannya, Rabu (7/11/2018).
Rizal mengatakan jalan umum di Sumatera Selatan dipastikan steril dari angkutan truk batubara. Kepastian itu diungkapkan Gubernur Sumsel, Herman Deru (HD) melalui Sekda Sumsel Nasrun Umar, saat jumpa pers di Ruang Rapat Bina Praja Selasa, (6/11).
“Dengan segala pertimbangan matang, Pergub 23 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengangkutan Batu bara di Jalan Umum dicabut terhitung 8 November 2018 mulai pukul 00.00 WIB. Jadi mulai 8 November tidak ada lagi truk batubara di jalan umum,” tegas Nasrun.
Baca juga: Gubernur Sumsel Diminta Bijaksana Masalah Angkutan Batu Bara
Rizal mengatakan, dampak dari kebijakan itu semua angkutan batu bara baik melalui kereta api dan jalan khusus batu bara mesti melalui jalan umum.
“Truknya kan semua melalui jalan umum dulu dari titik awal di tambangnya, kemudian ke sub-station kereta api dan jalan khusus. Terancam lumpuh total. Bisa mogok semua,” ucapnya.
Dia meminta agar Pemprov mencabut kembali kebijakan tersebut, sampai adanya win-win solution baik bagi dunia usaha dan pemerintah. Sebab kebijakan ini akan berdampak negatif terhadap industri listrik dan perekonomian lokal dan nasional.
“Dampak ekonomi dan dampak sosialnya akan besar sekali,” ujar dia. Rizal mengatakan, Sumsel akan merugi sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 18,3 triliun/tahun bila terjadi penutupan jalan untuk batubara. Kerugian ini akibat dari berkurangnya 23 juta ton per tahun penjualan batu bara Sumsel,” papar dia.
Baca juga: Ancam Listrik Jawa-Sumatera, Menteri Jonan Diminta Antisipasi Penutupan Jalan Batubara Sumsel
Listrik Padam di Jawa
Rizal mengatakan, sebagian besar pembangkit listrik di Jawa dan Sumatera sangat tergantung pada pasokan batu bara dari Sumatera Selatan. Sebab itu, bila pasokan batu bara terganggu, akan memadamkan sebagian besar listrik di Jawa dan Sumatera.
“Digabung seluruh Kalimantan pun, produksi batu bara Sumatera Selatan yang terbesar. Sumsel memasok untuk sebagian besar pembangkit Sumatera dan Jawa,” ucap dia.
Dia memaparkan, Sumsel merupakan lumbung energi nasional. Selain memperkuat cadangan devisa, Sumsel juga berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional, utamanya ketersediaan listrik.
“Pada tahun 2018, total produksi batu bara Sumatera Selatan diperkirakan sekitar 48,5 juta ton atau 9 % produksi nasional,” ucap Rizal.
Pewarta: Gendon Wibisono
Editor: Almeiji Santoso