Salam Literasi – Puisi Perayaan Gedung Perpusnas

Ruang Perpustakaan Gedung Merdeka. Foto: Dok. duniaperpustakaan.com

Ruang Perpustakaan Gedung Merdeka. Foto: Dok. duniaperpustakaan.com

Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch

SALAM LITERASI

Salam literasi kuucapkan dari gedung megah ini
Kepada bangsa yang telah gagah mengusir penjajah
Dan mengikrarkan Proklamasi Kemerdekaan dari nurani diri sendiri

Kusebut Gedung Megah ini sebagai Jendela Peradaban
Di sinilah ribuan kamus dan rumus menjadi pedang terhunus
Saat teroka dan lentera disenyawakan
Di sinilah ilmu pengetahuan dan buku-buku bersekutu
Menjadi guru dalam perilaku
Di sinilah marwah dan anugerah ditulis dalam sejarah
Dan salam literasi menunaikan janji

Bangsa ini telah lama mengibarkan sangsaka dwi-warna
Dan janji kemerdekaan tak hanya menggantang asap di cakrawala

Bangsa ini akan selalu merawat kata
Menjadikan garuda sebagai lambang negara yang perkasa di dalam dada
Semua ini tercatat dengan rapi dalam lembar-lembar literasi
Menjadi prasasti dan jati diri bagi Ibu Pertiwi

Hari ini gedung megah di jalan Merdeka Selatan mengucap salam dan janji
Saat Jendela Peradaban itu dibuka
Bumi dan langit Indonesia akan bertabur cahaya

Menjadi samudera literasi tiada henti
Menjadi lautan pencerahan
Tempat para ilmuwan dan pujangga menanam pohon-pohon pengetahuan
Menajamkan pena untuk membelah tempurung kebodohan di lingkar kepala

Di puncak gedung jangkung ini
Kilau emas di atas Monas begitu lekat di bola mata
Seakan mengajarkan pada segenap bangsa
Bahwa semakin tinggi ilmu pengetahuan dan kearifan
Makin bening dan benderang sinar kemuliaan bagi manusia

Di gedung megah ini
Benih-benih kemulian ditaburkan
Pohon-pohon literasi tumbuh dan berakar peradaban
Menjadi hutan cahaya bagi masa depan

(Merayakan Gedung Perpusnas 14 September 2017)

Baca puisi-puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch di rubrik Puisi (Indonesia Mutakhir).

*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dll. (Selengkapnya)

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com.

Exit mobile version