Revolusi Industri 4.0 Andalkan Internet untuk Efektifitas dan Efisiensi

Revolusi industri keempat (Foto via sakmsummit)

Revolusi industri keempat (Foto via sakmsummit)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Revolusi Industri 4.0 dinilai sebagai tren transformasi proses industri yang didorong oleh pesatnya perkembangan tekonologi, khususnya dalam proses otomasi dan pertukaran data.

Plt. Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menjelaskan, implementasi revolusi industri generasi keempat melibatkan beberapa aspek utama pada transformasi teknologi terkini, di antaranya melalui cyber-physical system, internet of things, serta komputasi awan dan kognitif (cloud and cognitive computing).

Baca Juga:

“Sederhananya, revolusi industri 4.0 mengandalkan internet dalam proses industri sehingga dapat lebih efektif dan efisien,” jelas Ngakan di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Kendati internet bukan lagi hal yang baru, lanjutnya, namun belum banyak negara-negara berkembang yang menyadari urgensi dan manfaat penerapan industri 4.0.

“Perlu disadari, industri4.0 tidak mengenal batas-batas nasional.Jadi, apabila negara-negara di Asia Pasifik tidak berpikir secara regional, mereka akan kehilangan peluang yang terus mengiringi perkembangan industri 4.0,” imbuhnya.

Dalam hal ini, kata dia, Indonesia berkomitmen dalam membangun industri manufaktur berdaya saing global. Ini ditandai dengan inisiatif penerapan industri 4.0melalui peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0. Kebijakan ini memuat strategi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan industri di era digital, dengan memilih lima sektor industri piroritas yang akan menjadi pionir, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika.

Ngakan menambahkan, Kemenperin menargetkan penerapan industri 4.0 dapat merevitalisasi dan mengakselerasi pertumbuhan sektor industri manufaktur, dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, mendorong ekspor produk industri, serta membuka 10 juta lapangan kerja baru yang bermuara pada mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar ke-10 di dunia pada tahun 2030.

“Untuk itu, Kemenperin sebagai focal point menjalin kerjasama dengan UNIDO di Indonesia. Apalagi,Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang dan terdepan dalam penerapan industri 4.0 di Asia,” ungkap Ngakan.

Sekadar diketahui, Pemerintah Indonesia bersama United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) akan menyelenggarakan Konferensi Regional Pembangunan Industri ke-1 (Regional Conference on Industrial Development/RCID) di Balipada hari ini sampai besok (8-9/11/2018). Kegiatan ini bertujuan untuk membuka peluang dan potensi dalam penerapan revolusi industri 4.0 di negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Exit mobile version