Puisi Dimas Ridho Wahy
DI SEBUAH GEREJA
Seorang pengemis dan rekannya sedang di dalam gereja, ia melihat semua orang tertunduk sambil memanjatkan doa, sambil menengadah lalu ia berkata kepada rekannya.
“Bung, mari kita ikut berdoa!”
Tanpa sempat mengucapkan amin, temannya segera mengajaknya pergi dari gereja.
AYAM BERKOKOK
“Sebenarnya sebelum ayam berkokok, kau telah menyangkalku tiga kali”
Ia pun menangis mendengar hal itu. Keesokkan paginya seorang wanita, pria, dan kerumunan orang bertanya kepada dia,
“Kau selalu bersama-sama dengan dia bukan?”, entah kenapa ia pun akhirnya menyangkal juga
Kukuruyuk…kukuruyuk…kukuruyuk
Dan sambil menangis ia pun mencari siapa pemilik ayam ini
RENCANA PEMBUNUHAN
Mereka duduk melingkar; beberapa dari orang-orang itu nampak merencanakan konspirasi sedang yang lain asyik membahas acara perayaan. Mereka akhirnya bersepakat dalam tekad bahwa rencana pembunuhan guru harus segera dilakukan, tapi tidak di hari perayaan. Sebab mereka khawatir harus menyewa dua pembunuh di hari yang sama.
Dimas Ridho Wahyu Santoso, akrab dipanggil dengan Dimas, lahir pada tahun dimana krisis moneter menjadi-jadi, 8 Januari 1997. Sedang menempuh pendidikan di S1 Pendidikan Keguruan dalam bidang ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menjadi bagian dari HMP HIMPROBSI.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com