Puisi-Puisi Cinta Abay Viezcanzello

mengambil hati, malamku dingin, puisi, puisi nida aisya, kumpulan puisi, puisi indonesia, puisi nusantara, nusantara news, nusantaranews
Mengambil Hati, Malamku Dingin. (Foto: Ilustrasi/Shutterstock)

Puisi-Puisi Cinta Abay Viezcanzello

 

Muara Rindu

Sungguh! Pada rekah wajahmu
Kutemukan telaga biru
Tempat bermuara segala rinduku.
Sebab, hanya dari engkau muasal segala pukau
Hingga harap yang tumbuh
Ialah berlabuh pada dermaga cintamu
Agar gebu rindu di hatiku
Segera reda dalam pelukmu.

Annuqayah, 2019

 

Catatan Cinta Kesekian

Pada dasar dada
Tempat bermula segala rahasia
Isak tangis tak kunjung reda
Terngiang serupa deru-deram gelombang
Airmata rindu menjelma samudera.
Sebab, rembulan tak mampu rebah
Hanya menjamah tabah tiada lelah
Di rantau yang tak ramah.

Hari-hari merangkai khayal
Sabda jiwa kian riuh
Mengantar rekah kenangan
Pada pangkal pertemuan
Menyampaikan pesan sakral
Sebagai catatan cinta kesekian.

Annuqayah,2019

 

Percakapan Sepasang Kekasih

Ketika matahari dan api tiada beda
Padaku kau bertanya
“kapankah hujan akan mengirim sejuk pada kita?”

Bila hujan telah turun dan tak kunjung reda
Padamu aku hendak bertanya
“Sudikah engkau memelukku hingga dingin tak lagi tercipta?”

Lubangsa, 2019

 

Gelombang

Di laut cintamu
Aku ombak
Bergemuruh riuh
Mengantar buih bernama rindu ke dermaga hatimu

Matanair, 2019

 

Kepadamu Rinduku Menggebu
; Husnol Khotimah

Gemuruh paling riuh
Adalah debur rindu dalam dadaku.
Maka, percayalah kekasih
Bahwa ketika kau bernapas
Yang kau hirup adalah rinduku.

Masjid Jamik, 2019

Engkau Semakin Menjadi Tuhan Saja

Ah! Engkau semakin menjadi tuhan bagi hatiku
Tiada pernah tertidur
Tiada pernah bisa dibandingkan dengan siapa saja.
Saban waktu, cinta dan rinduku
Sujud kepadamu.

Ah! Engkau semakin menjadi tuhan saja
Mahatunggal di hatiku selamanya.

Matanair, 2019

 

Aku dan Kau Adalah Keriangan

Tiada yang perlu kau kenal sebagai duka
Manakala dadamu sesak oleh luka.
Aku akan setia menyajikanmu teduh
Sampai kau mampu membunuh segala keluh.

Dan seterusnya, aku akan senantiasa riang
Menjelma wadah
Apabila airmatamu tumpah.
Sebab, aku dan kau adalah sepasang keriangan
Tempat terkubur segala yang bernama kesedihan.

Matanair Rubaru, 2019

 

Abay Viezcanzello adalah nama pena dari Ahmad Subairi. Santri PP. Annuqayah Lubangsa dan Siswa SMA 1 Annuqayah asal Matanair Rubaru Sumenep yang menyukai Puisi sejak bergabung di Komunitas Ngaji Puisi. Buku Puisinya : Mengikat Tali Harapan (JSI:2019) . juga termasuk penikmat kopi Kantin Barokah Bersama salah satu sahabatnya yaitu Zen KR Halil.

Exit mobile version