Presiden Minta Permen Tidak Membuat Investor Ketakutan

Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela-sela acara Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 24 Juli 2017. Foto: Dok. Sekretarian Kepresidenan

Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di sela-sela acara Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 24 Juli 2017. (Foto: Dok. Sekretariat Kepresidenan)

NUSANTARANEW.CO, Jakarta – Presiden Minta Permen Tidak Membuat Investor Ketakutan. Presiden RI Joko Widodo bersegera memberikan evaluasi  bagi sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh jajarannya. Ia mengingatkan, agar lebih berhati-hati dalam menerbitkan Peraturan Menteri (Permen).

“Tolong betul-betul ini sebelum mengeluarkan sesuatu dihitung, dikalkulasi, dan diberikan waktu untuk pemanasan terlebih dahulu. Komunikasinya dengan masyarakat dan pemangku kepentingan juga dilakukan terlebih dahulu,” ujar Presiden saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 24 Juli 2017 yang disiarikan oleh Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Segala kebijakan menteri yang dibuat, himbau Jokowi, harus ditujukan untuk mempermudah dunia usaha untuk ekspansi dan berinvestasi. Sebab, kata dia, hal tersebut dinilai dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas lapangan pekerjaan.

“angan sampai Permen itu memberikan ketakukan pada mereka untuk berinvestasi, mengembangkan usaha, dan berekspansi,” tuturnya.

Dalam sidang kabinet paripurna yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri anggota kabinet kerja, Presiden menginstruksikan agar seluruh kementerian dan lembaga memberikan perhatian penuh terhadap upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Presiden berpendapat bahwa tahapan-tahapan yang telah dilakukan saat ini sudah berada di jalur yang tepat.

“Saya minta Menko (menteri koordinator) untuk mengkoordinasi hal seperti ini. Ini sebetulnya urusan koordinasi saja,” kata Presiden.

Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman

Exit mobile version