NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Prediksi ekonom senior Rizal Ramli yang menyebut current account deficit (CAD) yang disebutnya akan membebani rupiah terbukti menjadi kenyataan. Hal ini ia sampaikan beberapa waktu lalu tepatnya, Rabu, 31 Oktober 2018.
Kepada kantor berita online nasional NUSANTARANEWS.CO, Rizal Ramli mengatakan laporan tentang current account, yang akan makin membesar disebutnya akan memberikan tekanan tambahan terhadap rupiah.
Pernyataan Rizal Ramli ini kemudian berbanding lurus dengan kondisi pergerakan rupiah saat ini. Khususnya pasca Bank Indonesia (BI) umumkan laporan CAD atau defisit transaksi berjalan, pada Jumat sore, 9 November 2018.
Dalam laporan BI, CAD pada kuartal III-2018 membesar hingga tembus 8,8 miliar dolar AS. Saat bersamaan pergerakan rupiah di pasar spot pun kemudian terseok seok.
Baca Juga:
Rizal Ramli Bocorkan Rahasia Ramalan Ekonominya yang Selalu Tepat
Neraca Pembayaran Indonesia Alami Defisit 4,4 Miliar Dolar AS
Ini Tawaran Rizal Ramli Kepada Pemerintah Atasi Defisit Neraca Transaksi Berjalan Indonesia
Sebelum diumumkannya CAD pada awal pekan lalu, dikutip dari CNBC Indonesia, kurs rupiah menguat tajam hingga 2,78% ke level Rp 14.535/US$. Memasuki hari dimana diumumkannya CAD kuartal III-2018, seketika kurs rupiah terkena sentimen negatif dan melemah hingga 1% ke level Rp 14.680/US$.
Dampak ini terus berlanjut. Kurs rupiah melemah hingga 1,53% dan kembali menembus level Rp 14.900/US$.
Baca Juga: Laporan BI Soal Current Account Nasional Akan Membebani Rupiah
Imbas buruk dari pengumuman CAD begitu terasa. Seperti yang diketahui, ketika CAD terjadi maka diartikan aliran valas yang keluar jauh lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam negeri.
Saat valas yang ada semakin terbatas, besar kemungkinan pasar terpengaruh sehingga ikut memborong dolar AS dalam negeri. Akibatnya, ketersediaannya semakin terbatas dan mendorong pelemahan rupiah.
Pewarta: Romadhon Emka
Editor: Alya Karen