Perdamaian Dunia ‘Hanya’ Diperingati Satu Hari Saja?

NUSANTARANEWS.CO – Majelis umum PBB melalui resolusi tahun 1991 telah memutuskan setiap tanggal 21 September diperingati sebagai hari tanpa kekerasan dan gencatan senjata, serta perdamaian dunia. Penetapan hari perdamaian merupakan sebuah imbauan bagi semua bangsa untuk menghentikan segala bentuk permusuhan. Lembaga-lembaga pemerintah, non-struktural, maupun swadaya masyarakat yang mengusung agenda perdamaian semakin giat mengadakan berbagai event edukatif mengenai pentingnya perdamaian dan pencegahan terorisme. Namun apakah perdamaian di dunia hanya diperingati untuk satu hari saja?

Kenyataannya dampak dan pengaruh konflik di Suriah dan negara timur tengah di negara-negara lain masih terus terjadi. Terlebih lagi intervensi negara adidaya dengan menggunakan alasan upaya penghentian aksi kekerasan dan krisis kemanusiaan, dengan tujuan terselubung yang berujung pada penguasaan sumber daya dan kekuatan ekonomi-politik di negara-negara yang terlibat konflik. Persaingan antar negara untuk mendapatkan pengakuan dan memiliki kekuatan politis di ranah internasional terkadang juga menimbulkan perang dingin.

Pada bulan Juni 2013, Institute for Economics and Peace merilis Indeks Perdamaian Global (GPI) tahunan dan mengurutkan 158 negara berdasar tingkat kedamaian di dalamnya. Memang untuk sejumlah negara stigma konflik atau tidak aman berkurang. Keamanan dan tingkat kedamaian dunia cenderung meningkat sejak tahun 2009. Lima belas negara berturut-turut yang berada di puncak tertinggi yakni Islandia, Selandia Baru, Jepang, Denmark, Republik Ceko, Austria, Finlandia, Kanada, Slovenia, Irlandia, Qatar, Swedia, Belgia, Jerman, dan Swiss.

Sementara AS, turun ke peringkat 88, bahkan berada di bawah peringkat Yunani, Serbia dan Kuba. Kemudian Suriah masih menjadi negara dengan kekerasan terburuk, yang hingga saat ini masih berlangsung, berada di lebih dari 30 peringkat ke bawah. Sepuluh negara yang dinilai paling berbahaya tingkat keamanannya sesuai peringkat yakni Afganistan, Somalia, Suriah, Irak, Sudan, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Rusia, Korea Utara, serta republik Afrika Tengah.

Keputusan majelis umum PBB menetapkan peringatan hari perdamaian dunia seharusnya dapat menjadi peluang yang baik untuk menyadarkan arti pentingnya penghentian kegiatan militer di seluruh dunia, serta pemahaman bagi seluruh bangsa tentang arti pentingnya nilai kemanusiaan, terutama di daerah konflik. Sedangkan untuk Indonesia, peringatan perdamaian dunia seharusnya memiliki nilai khusus bagi seluruh rakyatnya untuk memahami dan menghargai perbedaan sehingga tidak perlu terjadi konflik yang mengatasnamakan perbedaan SARA.

Generasi muda memiliki peran yang cukup penting dalam proses perwujudan perdamaian dunia, setidaknya untuk menciptakan perdamaian di lingkungannya sendiri. Seluruh lapisan masyarakat tentu saja berperan dalam membantu generasi muda memahami arti perdamaian dengan saling memberikan rasa keadilan untuk sesama, menghormati perbedaan dan mendorong mereka untuk selalu memiliki rasa saling menjaga.

Salam perdamaian sedunia, meskipun masih banyak negara-negara tetangga atau sahabat yang belum bisa hidup dalam kedamaian karena harus selalu waspada dengan dentuman senjata yang berbunyi setiap detiknya. Semoga semangat perdamaian tidak hanya dirasakan setiap event tertentu saja, tetapi bisa dirasakan semua anak-anak, wanita dan laki-laki di dunia setiap hari. Salam damai! (Yudi/Sumber: ibnumudzi.damai.id)

Exit mobile version