Ekonomi

Perbandingan Populasi Sapi Potong di Jabar dan Jatim

Peternakan Sapi Potong (Foto Credit)
Peternakan Sapi Potong (Foto Credit)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketersediaan daging sapi di Indonesia masih belum merata. Sebagai kasus, perbandingan antara populasi sapi potong di Jabar (Jawa Barat) dengan Jatim (Jawa Timur) masih berbanding terbalik.

Saat ini, pasukonan dari peternakan daging di Jabar sendiri masih belum mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini berbeda dengan di Jawa Timur, masuk sebagai pemasok populasi sapi potong terbesar di Pulau Jawa.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika pada 18 Juli 2018, di Kota Tasikmalaya menjelaskan bahwa jumlah peternakan sapi yang ada di Jabar masih belum mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Sebaliknya, daerah-daerah di Jabar bergantung pada peternakan dari wilayah lain.

Saat ini, lanjut dia, sapi potong di Jawa Barat populasinya jika dibanding dengan di Jawa Timur, cuma 10 persen yakni 420 ribu. Sedangkan di Jawa Timur sudah 4,5 juta.

Sementara itu populasi sapi potong di Jatim, Anggota FPPP DPRD Jawa Timur Suhermin Abdul Muhaimin menjelaskan bahwa tahun 2015, Jawa Timur menyumbang sebesar 4.267.325 ekor. Tahun 2016 sebesar 4.416.013 ekor.

Baca Juga:  Panen Padi Tanam Perdana Program Forecasting Smart Ecovillage Kolaborasi BAIS TNI dan BBPOPT

“Saat ini, Jatim memenuhi kuota lebih dari 30 persen kebutuhan ternak sapi dan kerbau di Indonesia,” kata Suhermin di Surabaya, Sabtu (28/7/2018).

Bila dibandingkan, maka antara situasi peternakan di Jabar dengan di Jatim, pada kasus ini jelas berbanding terbalik.

Baca Juga:
Indonesia Menjadi Negara Eksportir Babi Terbesar ke Singapura
Sektor Pertanian Sudah Menjadi Bagian Strategis dari Pertahanan dan Keamanan Nasional
Tingkatkan Populasi Ternak, Kementan Gandeng TNI AD

Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus pada Selasa, 12 September 2017 lalu pernah mengatakan peternakan di negara-negara tropis secara signifikan mampu meningkatkan kedaulatan pangan. Menurutnya, peran peternakan di negara-negara tropis menjadi penting untuk membangkitkan kemandirian karena fungsi peternakan sebagai tabungan dan akumulasi modal serta untuk menyuplai input bagi tanaman pangan melalui produksi kotoran yang dapat diolah menjadi pupuk.

Prof Ali menjelaskan, upaya mengukur kontribusi peternakan pada kedaulatan pangan di negara-negara tropis sangat penting untuk mengidentifikasi keunggulan dan daya saing komoditas dan produk turunannya. Para petani di negara tropis tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol mekanisme produksi pangan dan kebijakannya. Hal ini disebabkan petani di daerah tropis seringkali dicirikan dengan skala usaha yang kecil dan subsisten.

Baca Juga:  Gara-gara Ade Wardhana, Pedagang di Ciseeng Akhirnya Mau Direlokasi

Hewan ternak, kata dia, telah melekat pada kehidupan petani kecil di negara-negara tropis. Oleh karena itu, melibatkan rumah tangga petani kecil dalam mekanisme produksi dan kebijakan berarti ikut mengamankan kedaulatan pangan sebuah negara.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,050