Perasaan Terhina, Menjadi Alasan Utama Pasangan Bercerai

Penelitian menyebutkan wanita bosan berhubungan seks dengan pasangannya ketika sudah 12 hidup bersama. (Foto: Getty Images)

Pasangan. (Foto: Getty Images)

NUSANTARANEWS.CO – Setiap hubungan mengalami pasang surut. Namun tahukah Anda bahwa para ahli bahkan menemukan bukti dalam sebuah penelitian dari jumlah keseluruhan pernikahan 42 persen derakhir dengan perceraian. Kini para ahli menyampaikan beberapa alasan mengapa begitu banyak dari orang yang menikah menemui kegagalan dalam hubunganya.

Dilansir dari The Idependent, seorang profesor psikologi mengemukakan bahwa semua yang berkaitan dengan perceraian bergantung pada perasaan “terhina”.

Dr John Gottman telah mengungkapkan bahwa membuat pasangan anda merasa dibenci atau tidak berharga adalah penyebab nomor satu yang menandakan sebuah pernikahan berpotensi segera berakhir.

Gottman berkata, hal tersebut berlaku sama sebagaimana kritik yang dilontarkan, sikap membela dan penghinaan. Menurutnya penghinaan merupakan hal yang paling merusak dalam sebuah hubungan.

“Ketika penghinaan mualai membanjiri hubungan anda, anda kemudian cenderung melupakan hal-hal (kualitas) possitif pasangan anda, setidaknya saat anda merasa kesal,” tulis Gottman dalam bukunya berjudul Why Marriages Succeed od Fail.

“Anda tidak dapat mengingat satu saja kualitas atau tindakan positif. Peluruhan kekaguman segara ini adalah alasan penting mengapa penghinaan seharusnya dilarang dalam interaksi perkawinan.”

Profesor Gottman juga menawarkan cara yang mungkin menghindarkan pasangan suami istri dari saling menghina atau melakukan perbuatan yang membuat pasangan merasa tidak dihargai. Dan ia juga menyarankan bahwa hal ini baik dilakukan segera sebelum hal tersebut terlanjur melukai hubungan anda.

Mulailah dengan membangun menghidupkan atau membangun kembali tentang hal-hal apa yang membuat anda menyukai pasangan anda, mengingat tentang kekaguman satu sama lain yang menjadi alasan anda dan pasangan memilih hidup bersama. Mengingat kenangan bahagia di masal lalu juga bagus untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Betapa lucu dan uniknya pasangan andasaat pertama kali bertemu, dan lain sebagainya.

Ahli psikologis tersebut mengatakan bahwa dengan hal tersebutlah seseorang dapat mengakumulasikan kemarahannya yang belakangan cenderung negatif terhadap pasangan kemudian terpecah dengan rasa sayang, penghargaan dan penghormatan yang pernah terjadi dalam hubungan.

Gottman juga mengatakan bahwa jika anda dan pasangan butuh bantuan untuk mengatasi perasaan kesalnya terhadap anda atau sebaliknya, mungkin konseling pasangan pada ahlinya mungkin dapat membantu.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Exit mobile version