Peran Islam Memberantas Sikap Berlebihan dalam Beragama

Islam Jalan Tengah. (Ilustrasi: NUSANTARANEWS.CO)
Islam Jalan Tengah. (Ilustrasi: NUSANTARANEWS.CO)

Judul Buku : Islam Jalan Tengah
Penulis : Dr. Yusuf Qardhawi
Penerbit : Mizan
Cetakan : I, Oktober 2017
Tebal : 252 Halaman
ISBN : 9786024410346

Perensi : M Ivan Aulia Rokhman*

Belakangan ini, muncul kelompok keagamaan yang mempraktekkan agama secara serampangan. Dikatakan demikian karena laku beragama mereka jauh dari spirit agama yang dianut. Bagaimana tidak. Sama-sama menyembah tuhan sama, lafal syahadat pun tidak beda, pedoman hidup sama, juga ibadahnya sama-sama menghadap kiblat, tetapi hanya gara-gara tidak sepaham, dianggap kafir, sesat, dan sejenisnya.

Buku ini merupakan telaah atas kelompok fundamentalis yang terjadi di pelbagai negara, termasuk Indonesia, yang menegasikan kembali masalah furu’iyah (pokok-pokok ajaran Islam) dalam karangka filosofis kolektivisme di tengah arus meluruhnya pemahaman keagamaan.

Baca Juga:

Dengan menelaah faktor penyebab sikap keekstreman keagamaan umat manusia, Yusuf memiliki pandangan bahwa, ada keseimbangan yang menyeluruh diantara sebab-sebab itu. Ada yang memang faktor agama, politis, ekonomis, psikologis, sosial, dan ada yang bersifat gabungan dari semua itu.

Buku ini sangat rekomended, karena penulisnya dapat memetakan secara mendalam, sumber ektremis bermula pada masyarakat sendiri; pada kontradiksi yang amat tajam, antara akidah dan prilaku, antara kewajiban dan kenyataan, antara agama dan politik, antara perkataan dan perbuatan, serta antara syariat Allah Swt. Dan ketetapan manusia.

Islam Jalan Tengah karya Dr. Yusuf Qardhawi mengupas berbagai hal berkaitan dengan sikap dan perilaku umat Islam yang dianggap begitu berlebihan dalam beragama. Menurut Qardhawi, Islam adalah jalan tengah dalam segala hal, baik dalam hal konsep, akidah, ibadah, perilaku, hubungan dengan sesama manusia maupun dalam perundang-undangan.

Sikap tengah (moderat) merupakan salah satu ciri khas Islam. Ia merupakan salah satu di antara tonggak-tonggak utamanya, yang dengannya Allah Swt.membedakan umat-Nya dari yang lain. “Demikianlah Kami jadikan kamu umat yang ‘tengahan’, supaya kamu menjadi saksi atas manusia” (QS Al-Baqarah [2]: 143).

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang-orang bersikap berlebihan dalam beragama. Para peneliti dari aliran ilmu jiwa mengembalikan semua perbuatan atau sikap berlebihan itu kepada sebab-sebab yang bersifat kejiwaan secara murni, yang sering kali tersembunyi dalam batin manusia atau di bawah sadarnya. Mereka biasanya adalah penganut aliran psikoanalisis.

Sementara itu, para ahli ilmu sosial mengembalikan segala sesuatunya pada pengaruh masyarakat, kondisi-kondisi, serta tradisi-tradisinya. Para peneliti yang memiliki pandangan seimbang dan menyeluruh mengakui bahwa sebab-sebab dari sikap ekstrem itu bermacam-macam, saling bertautan, dan saling menunjang. Semuanya berpengaruh dalam kadar yang berbeda-beda. Ada kalanya pengaruh itu kuat bagi seseorang dan lemah bagi yang lain, akan tetapi semuanya pada akhirnya memiliki pengaruh yang tak bisa dimungkiri.

Sikap berlebihan ini menyebabkan timbulnya berbagai bencana, di antaranya menyusahkan orang lain. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya banyak gesekan yang membuat kerukunan dan kedamaian antaragama tercabik. Sikap menyalahkan atau mengafirkan orang lain tidaklah dibenarkan karena tidak hanya menyinggung, tetapi juga menimbulkan konflik berkepanjangan.

Karena itulah, kata Yusuf Qardhawi dalam buku setebal 252 halaman ini, peran masyarakat begitu penting dan nyata—dengan segala kontradiksinya, kelabilan kondisinya, serta antipatinya terhadap Islam—dalam lahirnya fenomena ekstremitas dan bertambahnya sikap itu. Maka, masyarakat harus juga berperan secara aktif dalam usaha mengobatinya (hlm. 136).

Buku karya ulama yang sangat disegani di dunia Muslim ini diterbitkan pertama kali pada 1985, namun masih sangat relevan dengan kehidupan zaman sekarang, di mana sikap toleransi mulai tercabik oleh sikap ekstrem dalam beragama. Sangat bermanfaat untuk dibaca agar orang-orang tidak mudah terjebak dalam sikap berlebihan dalam memahami dan mempraktikkan agama.

*M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.

 

Exit mobile version