NUSANTARANEWS.CO – Hubungan Indonesia-Iran mulai menggeliat pasca pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT Luar Biasa OKI bulan Maret 2016 lalu. Geliat tersebut ditunjukkan dengan adanya nota kesepahaman antara Badan usaha milik dua negara, PT Pertamina Indonesia dan National Iranian Oil Company (NIOC) Iran, untuk studi pendahuluan pengembangan dua ladang minyak skala besar di negeri para Mullah tersebut.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo ingin Indonesia segera membuka kembali hubungan dengan Iran untuk lebih memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi. Presiden Jokowi menyampaikan niat Indonesia yang akan berinvestasi di Iran pada bidang terkait minyak dan gas serta pupuk. Sebaliknya Iran akan berinvestasi pada bidang pembangkit listrik, baik pembangkit listrik mikrohidro maupun tenaga angin.
Baca: Iran Segera Buka Bank Di Indonesia
Penandatanganan dilakukan oleh Dwi Soetjipto dan Managing Director NIOC Ali Kardor yang disaksikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Republik Islam Iran merangkap Republik Turkmenistan Octavino Alimudin di Teheran, Iran. Selain peluang bisnis hulu, kedua perusahaan juga sepakat menjajaki peluang bisnis lainnya
Berdasarkan nota kesepahaman ini, Pertamina memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan selanjutnya menyampaikan preliminary proposal pengembangan kedua lapangan onshore yang memiliki cadangan lebih dari 5 miliar barel tersebut. Dalam upaya penyiapan proposal tersebut, NIOC akan membuka informasi dan bekerjasama dengan tim Pertamina dalam bentuk joint working group.
Pertamina berharap agar setelah nota kesepahaman, kerjasama Pertamina dan NIOC bisa terealisasi dalam bentuk lebih konkret berupa kesepakatan kontrak untuk kedua lapangan tersebut. Sebagaimana diketahui, Iran saat ini mempersiapkan Iranian Petroleum Contract yang akan menandai babak baru industri migas di negara tersebut.
Baca Juga: Skema Ketahanan Energi Nasional
Peningkatakan kerjasama dengan Iran merupakan salah satu prioritas dalam rangka skema ketahanan energi nasional. Selain bisnis hulu, Pertamina sebelumnya telah menyepakati kerjasama pasokan LPG. Rencananya pengapalan perdana LPG dari Iran ke Indonesia akan dilakukan pada September 2016. Tahun ini, dijadwalkan pengiriman dilakukan sebanyak dua kargo, sedangkan pada tahun 2017 akan dikirimkan 12 kargo sehingga total volume mencapai 600.000 MT.
Menurut Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Pertamina memiliki banyak peluang untuk mengembangkan kerjasama dengan Iran di masa depan, seperti kerjasama pengadaan minyak mentah dan kondensat, pengelolaan kilang LNG, petrochemical, pengeboran dan oil services, dan lainnya.(Banyu)