Kesehatan

Penelitian Menyebut Peminum Alkohol Rentan Demensia

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah penelitian yang dipublikasikan The Lancet Public Health sebagaimana dilansir dari Time menyebut seorang peminum minuman alkohol cenderung rentan terserang penyakit demensia. Para ilmuan menemukan fakta mengejutkan dari 1 juta orang lebih yang menjadi objek penelitian, para peminum minuman alkohol tidak hanya berisiko terkena demensia, melainkan juga berpotensi terserang berbagai jenis penyakit lainnya.

Direktur of the University of Toronto’s Center for Addiction and Mental Health Institute, Dr. Jürgen Rehm dalam risetnya bertajuk Kebijakan Kesehatan Mental mengatakan mengaku kaget dengan hasil temuannya. Dirinya tak menyangka jika alkohol bisa memberikan efek yang luar biasa besar pada kesehatan seseorang.

“Kami memang menghipotesiskan bahwa alkohol memainkan peran terhadap dampak kesehatan, tapi saya rasa tidak ada yang memperkirakan ukuran efeknya ternyata begitu besar,” kata Dr. Jürgen Rehm, dikutip dari Time, Minggu (25/2/2018).

Jürgen Rehm menjelaskan ada beberapa penelitian yang menjadi fokus penelitian menganai bahaya pecandu alkohol. Dirinya mengatakan beberapa penelitian menyarankan minum minuman alkohol dalam dua hari sekali mungkin memiliki efek perlindungan terhadap kesehatan kognitif, namun penelitian lain telah menghubungkan minum alkohol memiliki efek merugikan pada struktur otak.

Baca Juga:  HUT Ke 107 Tahun, RSUD dr Iskak Tulungagung Naik Tingkat Rumah Sakit Tipe A

Untuk menyelidiki hubungannya lebih jauh, Rehm dan rekan-rekannya menganalisis catatan rumah sakit lebih dari 1 juta orang dewasa di Prancis yang didiagnosis menderita demensia antara tahun 2008 dan 2013. Para peneliti mencari faktor risiko demensia yang dikenal, seperti merokok tembakau, tekanan darah tinggi, tipe 2 diabetes, termasuk juga mencari bukti adanya pengaruh penggunaan alkohol. Setelah dilakukan analisis, selain dapat mempengaruhi kondisi mental dan perilaku, alkohol juga memiliki dampak pada kesehatan fisik manusia. Diantaranya menyebabkan penyakit liver dan bahkan bisa mengalami cedera kepala.

Anehnya, mereka menemukan bahwa memiliki gangguan penggunaan alkohol adalah prediktor prediktor diagnosis demensia, baik untuk pria maupun wanita, dari semua faktor risiko potensial yang termasuk dalam analisis. Hubungan antara penggunaan alkohol dan demensia tetap signifikan di semua kelompok usia dalam penelitian ini, dan di semua jenis demensia, termasuk penyakit Alzheimer.

Orang dengan masalah minum alkohol berisiko tinggi mengalami demensia dini. Dari 57.000 orang yang didiagnosis menderita demensia sebelum usia 65 tahun, hampir 60% didiagnosis menderita kerusakan otak terkait alkohol atau dengan gangguan penggunaan alkohol lainnya.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Tegaskan Komitmennya Dalam Menyukseskan Pilkada 2024

Penulis mengatakan bahwa penelitian mereka menambah bukti bahwa penggunaan alkohol secara berlebihan bisa menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Selain itu juga berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental mereka.

“Seperti banyak hal, dosisnya membuat racun,” kata Rehm. “Setiap tahun, lebih dari tiga juta kematian terkait dengan alkohol – sangat jelas, kita minum alkohol dalam jumlah yang terlalu tinggi,” terangnya.

Pewarta: Alya Karen
Editor: Romandhon

Related Posts