NUSANTARANEWS.CO – Pertumbuhan kredit domestik relatif menurun, sejalan dengan melemahnya perekonomian dunia.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardjojo usai rapat rutin di di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin(24/10/2016).
“Demand atas kredit menjadi turun. Pinjaman kredit valas turun. Ini nggak bisa dipisahkan dengan ekonomi dunia yang melemah,” kata Agus.
Ia memaparkan, kendati begitu, kondisi harga-harga komoditi ekspor Indonesia sejak awal tahun sudah mengalami peningkatan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menjadi indikator perbaikan ekonomi Indonesia ke depan.
Dari transaksi berjalan, di kuartal III menunjukkan angka 2 persen di bawah GDP. Stabilitas nilai tukar juga mengalami penguatan, yakni 5-6 persen sepanjang tahun.
“Indikator-indikator ekonomi Indonesia kini menunjukkan perbaikan,” kata Agus.
Ia juga menegaskan, kondisi sistem keuangan tetap terjaga sepanjang tahun ini kendati pertumbuhan kredit masih rendah, namun untuk instrumen pasar modal menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pasar modal memanfaatkan tingkat bunga yang rendah. Tercatat, sampai akhir tahun 2016 ini ada 120 triliun dari obligasi korporasi yang diterbitkan. (Andika)