Nagapasa 403 Tiba di Surabaya, Alutsista TNI Unggulan di Masa Depan

KRI Nagapasa 403. (Foto: Detik)

KRI Nagapasa 403. (Foto: Detik)

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Siang ini, Senin (28/8) Indonesia kedatangan kapal selam KRI Nagapasa 403 di TAnjung Perak, Surabaya. Kapal selam ini menjadi yang ketiga dalam armada TNI setelah KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala.

Kedatangan Nagapasa 403 akan diresmikan Menteri Pertahanan (Menhan) bersama Kepala Staf TNI Aangkatan Laut (AL) dan Panglima Armatim.

“Dengan datangnya kapal selam pertama dari galangan kapal Korsel (Korea Selatan), maka komposisi kekuatan TNI AL menjadi tiga kapal selam berstatus operasional. Fungsi asasi kapal selam adalah intai taktis-strategis dan pemukul awal. Dengan fungsi asasi tersebut, maka pola penggelaran dan pola pengerahan harus difokuskan pada efek penggentar,” kata pengamat pertahanan, Susaningtyas Kertopati kepada NusantaraNews di Jakarta, Senin (28/8/2017).

Nagapasa dilengkapi 8 peluncur torpedo dan bisa menyebarkan ranjau. Selain itu juga dilengkapi peralatan elektronik berupa sistem senjata dan navigasi mutakhir dan modern.

Menurut Nuning, sapaan akrab Susaningtyas, pola gelar kapal selam harus berada di pangkalan depan. Sedangkan pola pengerahan dari pangkalan depan ke daerah operasi atau ke pangkalan aju. “Dengan pola penggelaran dan pola pengerahan yang tepat, maka satu kapal selam bisa menyebabkan satu armada kapal lawan terkunci di suatu zone. Kapal selam dapat melaksanakan blokade laut yang efektif dan efisien,” jelasnya.

Dikatakannya, jika kapal selam dilengkapi kemampuan menyebar ranjau, maka efek penggentar tersebut meningkat beberapa kali. Efek penggentar sebesar itu dalam dunia militer dikenal sebagai salah satu bentuk pshyco warfare atau perang urat syaraf.

KRI Nagapasa 403 ini diketahui berlayar selama 17 hari dari Korea Selatan (galangan kapal Okpo, Geoje) menuju Indonesia (Jawa Timur). Akhirnya, pada Senin (28/8), Nagapasa 403 sudah tiba di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Adapun selama perjalanan, Nagapasa 403 dikomandoi oleh Letkol Laut Harry Setyawan dan 41 awak menuju Indonesia.

“Filosofi penggunaan kapal selam pada masa damai dan masa perang juga berbeda. Penggunaan pada masa damai juga ditujukan untuk pengumpul data intelijen maritim. Data-data intelijen tersebut dapat diolah dan disampaikan kepada pengguna akhir yaitu Presiden RI melalui BIN,” jelas Nuning.

Ditambahkannya, presiden dan kabinet dapat memanfaatkan data intelijen maritim untuk pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan nasional sesuai visi Poros Maritim Dunia.Penggunaan pada masa perang dapat digunakan terlebih dahulu untuk melaksanakan infiltrasi agen intelijen dan/atau pasukan khusus.

“Dengan kapasitas dan kompetensi tersebut memang layak kapal selam dinilai sebagai Alutsista unggulan TNI di masa depan. Tepat kiranya pemerintah saat ini meningkatkan postur tempur TNI dengan menambah jumlah kapal selam,” tambahnya.

Sekadar tambahan, Nagapasa diambil dari nama anak panah pusaka dalam kisah pewayangan yang dimiliki Raden Indrajit. Indrajit atau Megananda adalah nama seorang ksatria yang sakti dan mandraguna. Dikutip Wikipedia, dalam perang melawan pasukan Wanara ia pernah melepaskan senjata Nagapasa yang keampuhannya mampu melumpuhkan Sri Rama.

Dikatakan Nuning lagi, dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki Nagapasa memang layak kapal selam dinilai sebagai Alutsista unggulan TNI di masa depan. “Tepat kiranya pemerintah saat ini meningkatkan postur tempur TNI dengan menambah jumlah kapal selam,” ucapnya. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version