NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Temuan Indonesia Network Election Survey (INES) dalam surveinya yang dirilis Sabu (26/9/2017) berdasarkan sisi kapabilitas, hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan warga Jatim dari sisi ekonomi dalam lima tahun terakhir belum terpuaskan.
Dari survei menyatakan, sebanyak 43,7 persen responden mengaku kondisi ekonomi cenderung lebih buruk. Sedangkan 10,3 persen lainnya menyatakan jauh lebih buruk. Sementara 35.9 persen menyatakan tidak ada perubahan. Hanya 9,3 persen responden yang menyatakan kondisi ekonomi di Jatim lebih baik.
“Artinya, rakyat Jatim merasakan kondisi ekonominya masih berat, sehingga butuh sosok pengusaha. Kemunculan La Nyalla relevan dalam hal ini. Itulah mengapa La Nyalla berhasil mematahkan dominasi Gus Ipul (Saifullah Yusuf), bahkan calon lain kini mengungguli Gus Ipul,” ungkap Direktur INES Budi Satrio Dewantoro dalam siaran tertulisnya.
“Sekali lagi, itu karena ada persepsi bahwa ekonomi makin berat di era saat ini di mana Gus Ipul adalah pemimpin petahana,” sambung dia.
Adapun pada aspek elektabilitas, nama La Nyalla unggul dengan 27,1 persen, dibuntuti Khofifah 22,3 persen, Risma 17,3 persen, dan Gus Ipul 14,7 persen. Sedangkan yang tidak tahu/rahasia/tidak menjawab sebesar 18,6 persen. “Dari sisi elektabilitas, marjin antar kandidat tidak cukup lebar. Ini mengindikasikan bakal terjadi persaingan sengit dalam Pilgub Jatim mendatang,” kata Budi.
Dia juga berharap KPU lebih intens menggelar sosialisasi Pilgub Jatim, karena masih ada 37,60 persen responden yang tidak tahu akan ada Pilgub pada tahun depan. “Sosialisasi ini penting untuk menumbuhkan partisipasi pemilih, sekaligus memperkuat legitimasi calon saat terpilih nantinya dan bisa menumbuhkan iklim demokrasi yang sehat,” ujarnya.
Survei tersebut digelar 7-19 Agustus dengan responden sebanyak 2.964 orang. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error 1,8 persen. (*)
Editor: Romandhon