Menteri Amran Pastikan Tahun Ini Tak Ada Paceklik

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto Richard Andika/ NusantaraNews.co

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Foto Richard Andika/ NusantaraNews.co

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa tahun ini tidak ada masa pakceklik. Hal ini disampaikannya usai melantik 5 pejabat eseon II di lingkup Kementerian Pertanian di Kantor Pusat Kementerian Pertanian di Jalan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (15/9/2017).

“Insya Allah tidak ada paceklik,” ucap Amran.

Menurutnya, hal itu karena tahun ini Kementerian Pertanian sudah mengantisipasinya jauh hari dengan melakukan berbagai upaya melalui program jangka panjang dan jangka pendek.

Untuk jangka pendek, pihaknya sudah membuat sumur pantek dan pompanisasi air sungai di wilayah potensial, penyediaan benih unggul tahan kekeringan, pongaturan pola tanam, minimalisir risiko kekeringan, penyediaan asuransi usahatani dan menggenjot pertanaman di lahan rawa, lebak, pasang surut.

Sedangkan untuk jangka panjang pihaknya sudah memastikan melalui program perbaikan irigasi, bantuan alsintan, pembangunan embung, pengembangan tata air mikro di lahan rawa dan psang-surut, dan bantuan benih tahan kekeringan untuk mengantisipasi potensi kekeringan dan menghindari penurunan hasil produksi petani.

Untuk menjamin ketersediaan air irigasi, Kementan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait pembangunan bendungan, DAM, jaringan irigasi primer dan sekunder serta melakukan normalisasi sungai, serta pembangunan irigasi tersier 3,0 juta hektar.

Sedangkan untuk penyediaan air irigasi secara berkelanjutan Kementan juga turut bekerjasama dengan Kementerian Desa dan PDT dalam pembangunan embung di Seluruh Indonesia. Di tahun 2017 pemerintah menargetkan akan membangun minimal 11.000 embung dari total 30.000 embung dengan jangkauan 1,5 juta ha hingga 2 juta ha, bahkan untuk mendukung ketersediaan air pada lahan pertanian, Amran telah menyiapkan puluhan ribu pompa air untuk pengairan sawah seluruh Indonesia.

Amran menambahkan bahwa memasuki masa tanam yang tinggal 2 minggu lagi ini harus dikawal dan jaga ketat agar berjalan dengan baik. “Masa kritis itu Juni sampai Desember dan ini harus diamankan”, ujar Amran.

Menurut Amran, sampai saat ini walau ada beberapa wilayah mengalami kekeringan namun stok beras dipastikan juga aman. “Saya sudah minta agar BPTP mengawal serangan hama dan tidak lengah karena tiga bulan ini sangat genting”, jelas Amran

Ke depanya, Amran optimistis petani akan semakin maju dengan pola pertanian modern yang akan membuat petani tidak menjual gabahnya lagi tapi nantinya jadi beras.

“Polanya saham petani 49 persen, benih dia buat sendiri dan ini diasuransikan sendiri dan BUMN sebagai pembina 51 persen. Petani semua akan gunakan alsin sehingga yang tadinya biaya 2 juta bisa jadi 1 juta, ada penghematan pengeluaran. Semua bisa akses bank karena yang ambil berupa korporasi, berupa sekelompok petani dikorporasikan kelompok tani besar dan ada Rmunya sehingga patahan semakin kecil,” tutur Amran.

Menurut data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Kementan tercatat luas kekeringan pada pertanaman padi Musim Kemarau 2017 (periode April-Agustus) hanya 5.379 ha. “Jumlah ini hanya 0,11% dari total keseluruhan areal tanam pada periode yang sama 4.869.051 ha,” tandas Amran.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version