NUSANTARANEWS.CO, Tanggerang – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta industri pembangkit listrik harus selalu di-upgrade teknologinya. Dengan tenaga baru ini, kata Menperin, yang memanfaatkan panas di pabrik untuk tambahan energi menjadi biaya produksi menurun dan tercipta efisiensi.
Demikian disampaikan Menperin Airlangga saat meresmikan pembangkit listrik captive power milik PT Indorama Petrochemicals di Cilegon, Banten, Kamis (29/11/2018). Fasilitas baru berkapasitas 30 MW tersebut dinilai dapat mendukung daya saing perusahaan. Dimana hal itu juga diyakini dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
Baca Juga:
- Revolusi Industri 4.0 Andalkan Internet untuk Efektifitas dan Efisiensi
- Metamorfosis KAI: Efisiensi Untuk Sinkronisasi Sistem Transportasi
- Demi Hemat Energi, Masyarakat Disodori Buku Panduan Penerapan Efisiensi Energi
“Dua pabrik Indorama saat ini berjalan lancar dan tidak ada disruption. Hal ini tentu tidak terlepas dari upaya pemerintah mendorong pengembangan industrialisasi. Di kompleks Cilegon ini akan ada pabrik baru,” ungkap Menperin.
Menurut Airlangga, industri nasional saat ini dipacu untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. Salah satu upaya yang dapat mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui inovasi teknologi secara berkelanjutan.
“Perkembangan inovasi teknologi di industri, khususnya di industri petrokimia, akan mampu mendorong sektor manufaktur lainnya untuk memenuhi implementasi industri 4.0,” paparnya.
Guna merealisasikan visi tersebut, tidak cukup mengandalkan pertumbuhan organik semata, namun diperlukan terobosan di bidang industri melalui pemanfaatan teknologi terkini. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan visi Making Indonesia 4.0 untuk mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau menyeluruh.
“Salah satu strateginya adalah melalui perombakan alur produksi industri konvensional melalui inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” tegasnya.
Menurut dia, pihaknya aktif mendorong industri manufaktur agar menghasilkanproduk berdaya saing tinggi melalui pemanfaatan teknologi. Hal ini untuk memenuhi permintaan domestik maupun global dan berkontribusi langsung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara secara berkelanjutan.
Direktur Utama PT Indorama Petrochemicals Saurabh Mishra menyampaikan, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan investasi. Misalnya dengan menambah pembangkit listrik, perusahaan akan lebih efisien dan produktif.
“Selama ini kami telah investasi lebih dari USD400 juta. Untuk pembangkit energi ini saja kira-kira USD55 juta,” tuturnya.
Mishra meyakini, dengan adanya fasilitas baru tersebut, biaya energi turun hampir 20 persen. Yang mana, PT Indorama Petrochemical, produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) beroperasi sejak tahun 2013. “Waktu itu kami cuma produksi 33 ton per jam, sekarang sudah 58 ton per jam. Dengan investasi baru ini, kami berupaya menghemat cost energi hingga 20 persen,” katanya.
PT Indorama Petrochemical, produsen Purified Terephthalic Acid (PTA) beroperasi sejak tahun 2013. Dari produksi 33 ton per jam, saat ini telah mencapai 58 ton per jam. Produk PTA Indorama Chemical 100% diserap industri tekstil domestik, sebagai bahan baku serat dan benang. “Produk kami dipakai oleh grup Indorama dan pasar lokal. Di downstream, industri yang membeli produk kami yang melakukan ekspor, jadi merupakan indirect export,” ujar Mishra.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana