NUSANTARANEWS.CO – Dalam acara pencanangan nilai dan budaya kerja di Kemenperin pada Rabu, (25/5) kemarin, Menkeu Bambang Brodjonegoro sangat mengapresiasi program Menperin tersebut. Bambang juga memaparkan pengalaman dan tahapan Kemenkeu dalam merumuskan dan menjalankan budaya kerja di kementeriannya. Dikatakannya, “Nilai-nilai di Kemenkeu ialah intergritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan kesempurnaan.”
Menurut Menkeu, lingkungan dan etos kerja yang baik akan berdampak pada pencapaian kinerja institusi bersangkutan. Dalam kesempatan itu, Menkeu juga menyatakan siap bahu membahu dengan Kemenperin untuk mengembangkan dan memperkuat industri manufaktur Indonesia.
Kontribusi industri manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menurun jauh dibandingkan pada dekade 1990-an, industri manufaktur mampu menyumbang sampai 30% terhadap penerimaan negara. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menyentuh angka rata-rata 7% sampai 8%.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menekankan pentingnya reindustrialisasi di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan. Menurut Bambang, ke depan, reindustrialisasi dapat bertumpu pada sektor manufaktur yang berbasis pada sumber daya alam.
Menkeu mencontohkan, dari pada mengekspor nikel, jauh lebih baik jika Indonesia mengekspor produk turunan dari nikel. Selain memberikan nilai tambah, pengolahan nikel menjadi stainless steel, misalnya, dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian, termasuk menyerap tenaga kerja. Di samping itu, harga produk turunan relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan harga komoditas mentah yang fluktuatif. (Banyu)
(Baca juga: Menperin Saleh Husin: Perlu Internasilisasi Nilai-Nilai Budaya Kerja yang Efisien)