Mengurangi Nikotin, Mengurangi Kecanduan Rokok

Cukai Rokok/Ilustrasi/Sindo/Nusantaranews

(Foto: Ilustrasi NusantaraNews)

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah penelitian baru mengklaim bahwa pengurangan nikotin dalam rokok dapat membuat para perokok mengurangi tingkat kecanduan dan tingkat merokoknya.

Dilansir dari The Independent, sebuah tim penelitian mengungkapkan sebuah data bahwa mengurangi nikotin dapat mempengaruhi kebiasaan merokok. Penelitian tersebut menitik beratkan penelitian tersebut pada perokok rentan, wanita miskin dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.

Baca: Rokok Disebut Faktor Tunggal Kematian, Komunitas Kretek: Itu Logika Sesat

Rokok memang sudah sejak lama diidentikkan dengan gangguan kesehatan. Telah banyak penelitian yang mengulas bagaimana bahaya nikotin yang terkandung di dalam sebatang rokok. Berbagai upaya telah dilakukan sejumlah organisasi kesehatan dunia untuk mengurangi rokok. Tapi, karena sudah masuk wilayah kebiasaan, rokok belakangan semakin sulit dikendalikan.

Adapun hal yang menarik dari penelitian di atas adalah penemuan bahwa tidak hanya dapat mengurangi tingkat merokok, mengurangi kadar nikotin pada rokok juga dapat mengurangi tingkat kecanduan terhadap rokok. Dengan melakukan pengurangan nikotin perokok juga cenderung lebih sehat dan stabil secara sosial. Karena pengurangan nikotin tersebut dapat mengurangi daya tariknya.

Prof. Stephen Higgins yang memimpin penelitian ini mengaku gembira dengan hasil dari studi ini karena ini dapat menjadi alternatif yang membantu populasi perokok rentan.

“Ini adalah berita yang sangat menggembirakan dengan potensi yang luar biasa untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Baca juga: Perokok Harus Banyak Konsumsi Buah dan Sayuran

Menyambut dengan positif dari hasil penelitian tersebut, Food and Drugs Administration di Amerika mengambil keputusan untuk menerapkan perubahan baru pada rokok yang bertujuan untuk melindungi anak-anak. Secara signifikan pengaturan baru pada rokok berdasarkan studi tersebut juga diharapkan dapat mengurangi penyakit dan kematian akibat tembakau. Beberapa negara lainnya seperti Inggris juga diprediksikan akan mengikutinya.

Kepada The Sun, Prof. Linda Bauld, seorang profesor kebijakan kesehatan dari Universitas Striling hasil penelitian tentang pengurangan nikotin dalam rokok memang selalu baik sejauh ini. Namun dirinya memprediksikan bahwa dalam dunia nyata ini akan sulit diterapakan. Hal tersebut terkait bahwa rokok tersedia di seluruh dunia meskipun diterapkan peraturan untuk pengurangan nikotin, pasar gelap pasti akan tetap ada.

Baca juga: E-cigarette Lebih Beresiko Stroke

Solusi lain yang mungkin dapat tetap dilakukan untuk dapat merokok dengan kadar nikotin yang rendah mungkin juga didapat dari e-cigarette.

Penulis: Riskiana

Exit mobile version