Masih Dendam Perang Korea, Korea Utara Kecam Tentara Inggris

Orang-orang dari Argyle dan Sutherland Highlanders berlindung saat mereka maju ke kota Chonju di front Inggris di Korea Utara selama Perang Korea. (Getty Images)

NUSANTARANEWS.CO – Korea Utara mengecam Inggris dan negara-negara sekutu di bawah bendera PBB sebagai pecundang-pecundang tercela.

Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu mengkritik keras serangkaian acara yang diselenggarakan pemerintah Korea Selatan untuk menandai peringatan 64 tahun gencatan senjata kedua negara. Bagi Korea Utara, perjanjian gencatan senjata yang terjadi pada 1953 silam adalah sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan.

Korea Central News Agency mengatakan bahwa administrasi pemerintahan Moon Jae-in telah mengundang tentara bayaran AS dan negara-negara sekutu untuk menghadiri acara peringatan di Korea Selatan.

“Mereka menahan hawa hina misi persahabatan yang tercela seperti yang dibuat orang-orang muda di Inggris, Belgia dan Belanda untuk membiarkan mereka mengunjungi tentara bayaran yang ikut dalam Perang Korea serta keluarga-keluarga untuk sekadar mengucapkan terima kasih,” tulis media tersebut, seperti dikutip Telegraph, Rabu (2/8).

“Ini adalah lelucon menjijikkan dari pecundang yang bertujuan untuk menutupi sifat kotor mereka sebagai provokator Perang Korea dan mengecam kekalahannya sebagai kemenangan dan dengan demikian membenarkan kerusuhan konfrontatif mereka terhadap DPRK,” tulis laporan itu lagi.

Perang Korea pecah pada tanggal 25 Juni 1950, saat sekitar 75.000 tentara Korea Utara melintasi paralel ke-38 untuk menyerang Rapublik Korea pro-Barat dalam upaya menyatukan semenanjung Korea di bawah Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un. PBB, dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan utama datang untuk membantu Korea Selatan dan memukul mundur Korea Utara. Akibatnya, Korea Utara menghadapi kekalahan dan China turun tangan dalam konflik tersebut tetapi menemui jalan buntu di perbatasan sebelum ikut berperang.

Sekitar 100.000 pasukan Inggirs yang terlibat dalam perang itu, dengan 4.502 tentara terbunuh dan terluka. Secara keseluruhan, diperkirakan lima juta warga sipil dan tentara tewas dalam perang tersebut.

“Seperti diketahui, AS memprovokasi Perang Korea untuk membasmi DPRK yang baru berusia dua tahun guna mewujudkan ambisi menguasai dunia namun hanya mengalami kekalahan paling dalam sepanjang sejarah,” tulis kantor berita tersebut.

Korea Utara tetap mengklaim menang dalam Perang Korea meskipun menemui jalan buntuk di perbatasan yang memisahkan semenanjung itu.

“Jika tentara AS dan sekutu kembali melakukan perang lagi, tidak mau belajar dari sejarah, tentara dan rakyat DPRK akan menghabisi para musuh tanpa ampun. Tidak akan ada yang tersisa, bahkan satu orang pun untuk menandatangani dokumen penyerahan,” sergah Korea Utara. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version