Puisi Faiz Adittian Ahyar
DI SUATU SORE
– Untuk Winci Alen
di suatu sore
kita asik melukis langit
dengan awan-awan tebal
setebal alismu yang lentik dan hitam
di sore itu
kita menatap gubuk
di antara pematang sawah
airnya mengucur deras
lelangit meriah merias senja
memerah di pipi basahmu
di sore itu
ikan-ikan dalam
kolam berkecipak
airnya adalah obat dahaga:
kita wudhu di antara
deru mataair dan airmata hidupku
di sore itu
kita sembahyang
kepada cinta dan kasihsayang
kita tunduk
segala hidup adalah
senja yang tenggelam
di hitam bola matamu
pasir luhur, 24 mei 2017
LAGU I
Lekaslah membuka
Mata
Angin lalu
Bulan di saku
Genderang akan tetap kutabuh
Menunggumu
Padang ilalang
Merayakan doa
Kutabuh genderang
Agar kau datang
Padaku dari
Sekian kepulangan
Rindang pohon
Adalah tempatku
Di setiap kuncupnya
Doaku ada
Faiz Adittian Ahyar, lahir di Banyumas, 21 Oktober 1994. Tempat tinggal di Pasir Kidul Rt. 02 Rw. 05 Purwokerto Barat 53135. Puisinya terantologikan dalam buku Kampus Hijau (Stain Press), Kampus Hijau 2 (Stain Pres), Kampus Hijau 3 (SKSP), Pilar Pusi II (Stain Pres, 2015), lima puisinya termuat di Zine ILIC (Indonesian Literary Collective) pada festifal Berlin book fair tahun 2014 di Jerman, Potret Langit (Oase Pustaka, 2015), Balada Badut-badut dan Rumput (Oase Pustaka, 2015), Gelombang Puisi Mritim (Dewan Kesenian Banten, 2016). Puisinya pernah dimuat di beberapa media masa seperti Banjarmasin Post, Kedaulatan Rakyat. Cerpennya terantologi dalam buku Misteri Jodoh (LKIs, 2014), Perempuan Lelaki (Oase Pustaka, 2015). Tulisannya juga dimuat di dalam Jurnal YIN YANG Vol. 10 No. 1 Januari-Juni 2015.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com