NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kesejahteraan guru tidak tetap di Jatim memprihatinkan. Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Artono mengatakan pihaknya berharap Pemprov Jatim segera melakukan perengkrutan tenaga guru untuk pemenuhan kebutuhan tenaga guru yang hingga saat ini Jatim mengalami kekurangan.
“Dalam setiap kunjungan di beberapa daerah di Jatim permasalahannya satu untuk di SMA dan SMK negeri yang dikelola Pemprov. Yaitu masalah ketersediaan guru. Ini yang harus segera dipenuhi oleh Pemprov,”ungkapnya saat melakukan kunjungan di kantor cabang dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim wilayah Bondowoso, Rabu (30/9).
Politisi asal PKS ini mengungkapkan saat ini yang ada di setiap sekolah di Jatim adalah keberadaan GTT (Guru Tidak Tetap). ”ASN di sekolah negeri sudah tak ada. Pemerintah harus segera merengkrut tenaga guru. Banyak sekali ASN pensiun dari sektor guru,” jelasnya.
Jika Pemprov Jatim ingin memanfaatkan tenaga GTT sebagai tenaga guru di sekolah negeri, kata Artono, maka Pemprov harus segera memberikan kesejahteraan bagi guru GTT yang dipekerjakan. “Gubernur Jatim harusnya mencontoh gubernur Jateng dimana guru GTT disana digaji sesuai dengan UMR setempat. Beda di Jatim Cuma diberi gaji kisaran Rp 750 ribu. Ini harus diperhatikan oleh gubernur,” terangnya..
Terpisah, Kepala cabang dinas pendidikan dan kebudayaan Jatim wilayah Bondowoso, Mujiono mengakui adanya tenaga guru tersebut. Bahkan tenaga GTT di kabupaten Bondowoso keberadaannya juga memprihatinkan.
“Bondowoso sangat kekurangan sekali tenaga guru. Selama ini banyak yang rangkap jabatan. Misalnya kepala sekolah juga ikut mengajar. Bahkan ada guru merangkap Kepala TU. Begitu juga kesejahteraan GTT juga memprihatinkan. Kami berharap Pemprov memperhatikan nasib guru di daerah seperti Bondowoso,” tandasnya. (Setya)