Kepergian Penjual Kopi

Secangkir Kopi Espresso dan segelah air putih yang ditinggalkan sang penjual kopi. Foto Sulaiman/ NusantaraNews

Secangkir Kopi Espresso dan segelah air putih yang ditinggalkan sang penjual kopi. Foto Sulaiman/ NusantaraNews

Puisi Mukhamad Choirudin

Kepergian Penjual Kopi
:Mbah Jamal

Matahari yang datang dengan harum kopi
dicangkirnya itu, selesai hujan yang mengguyur pagiku.
semacam mantra tak sempurna lalu ia tertawa menunjukkan bahwa
usia telah memakannya.

Rokoknya setengah habis dan mulutnya tak henti
memamerkan masa mudannya
yang terlalu dini ia tinggalkan.
usia hanya jarak antara Ia dan Tuhannya
ia masih tertawa
dengan airmata
ia tertawa
tinggalkan dunia
di sekeliling orang-orang penyeduh kopi
namanya di kenal

Yogyakarta, 15 Mei 2014

Mukhamad Choirudin lahir di Magelang, Jawa Tengah, 7 November 1992. Puisinya pernah termuat dalam antologi bersama Musim Yang Berjalan Pada Kota Waktu dan Puisi-puisi Lainnya (KMSI FBS UNY) 2012.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com.

Exit mobile version