Kembali Merajut Asa, Puisi-puisi Dhee Fhamaa

puisi, tirakat, padam api, acropolis, rofqil junior, nusantaranews, kumpulan puisi, puisi karya
Tirakat Padam Api dan Acropolis. (Foto: videohive)

Kembali Merajut Asa
;Selamat Ulang Tahun

Setelah bertahun-tahun,
Masihkah kamu nmengingat jalan?
Yang sudah lama merangkak sampai kejauhan
Ataukah jalanmu sabar yang menyimpan banyak tangis
Atau saja kamu selalu sendiri
Kamu sudah masuk pada kenangan abadi

Kau sudah tahu membedakan nasib yang pahit
Dan yang manis
Kamu bukan lelaki bodoh yang hanya mampir pada dunia
Aku saja selalu mendengar tangismu
Dan ataupun kamu yang selalu mendengar tangismu

Waktu tahu cara mengubah jalan
Kadang saja ada jalan yang ebnar-benar abadi
Ataukah ada jalan yang menghilang dari sejarah
Itu sudah takdir yang sampai kepadamu

Ini sudah memulai pada masa depanmu
Kamu sudah bercerita, apakah kamu akan
Terbang dan hinggap pada kota lain
Ataukah kamu akan gelap
Ataukah kamu akan berlayar pada kesedihna

Kamu menjauhi bukan,
Dari jalan yang mengelabu dan bisa mengelabuimu
Dan takut memandang jalan di kota
Hinggaplah pada keabadianmu
Waktu yang berjalan tak pernah menipu

Selamat ulang tahun
Yang sudah menjadi pangeran
Dan mampu pikkiranmu yang jernih
Jalani nasib yang akan baru lagi
Dan percayalah pada waktu
Bahwa kamu akan selamat pada kesedihna

Aku tahu, tersenyumlah bersama air matamu
Yang tak mampu kau hapuskan
Berbahagialah dengan sederhana

Aku ingat,
Akan kuberikan waktu
Bukan untuk menghitung detik
Tapi untuk perjalanan di setiap waktu
Yang memikat kenanganmu

Annuqayah, 2019

 

Ia Menjelma Abu

Ia menjelma abu
Ia terbang di atas rapatnya bambu kering
Tanah meluas matahari tersenyum
Menangis dan menatapnya
Mengingat hidupnya yang saat ini gelap

Lihatlah betapa ia tak sadar dalam kemampuannya
Mengusik cahaya pada mendungnya
Membasmi pelajaran yang sudah ia tinggalkan
Karena yakin bahwa hidupnya tak bisa kembali

Dengan dirinya yang berkunjung rumput saat ini
Badan yang di buruh api
Menikam-nikam kaya di telinganya
Tak sanggup menelungkup tangan terakhir pada seorang tangis

Ia tak bisa bergaul pada lumpur dan air kotor
Tak bisa lagi berburuh pada burung-burung berkicau
Karena ia lenyap
Ataupun sudah menjelma menjadai abu

Annuqayah, 2019

Exit mobile version