Karangan Bunga untuk Ahok, Dramaturgi Pengkultusan dan Pencitraan?

Karangan Bunga Untuk Ahok di Balaikota Dibakar Buruh. FOto Richard Andika/ NUSANTARAnews

Karangan Bunga Untuk Ahok di Balaikota Dibakar Buruh. FOto Richard Andika/ NUSANTARAnews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Karangan bunga yang dikirim ke Balaikota Jakarta untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih terus berdatangan sampai hari kesembilan sejak kedatangannya pada 24 April 2017 lalu.

Dari pantauan Nusantaranews dilokasi, Selasa, 2 Mei 2017, pukul 12.00 WIB sudah mencapai lebih dari 20 kali mobil pengantar karangan bunga.

Dari data yang dihimpun, jumlah karangan bunga tersebut sudah mencapai lebih dari 7.000 paket.

Banyak yang pro akan aksi kirim karangan bunga tersebut, namun tak sedikit pula yang kontra dengan aksi tersebut.

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon sempat menyebutkan bahwa aksi kirim karangan bunga itu merupakan pencitraan murahan.

“Saya rasa masyarakat sudah tahulah. Itu bisa bukan efek positif yang didapat, tapi efek negatif, apalagi kalau ketahuan sumbernya itu-itu juga. Jadi pencitraan murahan,” kata Fadli di gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu, 26 April 2017.

Baca: Karangan Bunga Masih Berdatangan ke Balaikota, Inikah Bukti Rakyat Cinta Ahok?

Fadli Zon mengatakan karangan bunga tersebut berasal dari sumber yang sama. “Saya kira, saya dengar (bunga) itu dari sumber yang sama, atau dari beberapa sumber.”

Jika dirujuk dari perkataan Ahok, saat menertibkan pedagang kaki lima di Monas, berbeda dengan ucapannya waktu itu. Sebab, pada 2014, Ahok menertibkan PKL Monas dengan alasan kerapian.

“Yang penting kita kosongkan dulu kawasan tersebut. Setelah itu, baru kita tata ulang pedagangnya. Dengan demikian kawasan Monas lebih rapi dan tidak semerawut lagi,” ungkap Ahok.

Kendati demikian, karangan bunga yang di hari-hari sebelumnya ditaruh di luar Balaikota hingga Monumen Nasional sudah berkurang dan hampir bersih.

Hal itu diduga akibat karangan bunga yang dibakar ratusan massa buruh yang berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2017 kemarin. Adapula bunga-bunga yang sudah layu atau rusak sengaja dibersihkan oleh Satpol PP.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan aksi buruh yang membakar karangan bunga untuk Ahok itu, adalah sebuah bantuan untuk gubernur DKI Jakarta.

“Itu sedang membantu gubernur supaya sampahnya nggak banyak,” ujar Said Iqbal kemarin.

Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Jupan Royter telah menyebut Ketua Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) sudah menyampaikan permohonan maaf atas pembakaran karangan bunga Ahok.

“Ketua FSP LEM SPSI-nya sudah minta maaf. Tidak disengaja. Mungkin mereka merasa kenapa nggak tidak diangkatin, menurut mereka. (jadi) dibersihkan,” kata dia.

Pewarta: Richard Andika
Editor: Achmad Sulaiman

Exit mobile version