Jatim Kembangkan 3 Inovasi Dongkrak Harga Garam

Garam Jawa Timur/Foto Istimewa/Nusantaranews

Krisis Garam/Foto Istimewa/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Heru Tjahjono mengungkapkan anjloknya produksi garam di tahun lalu menjadi salah satu pelajaran penting pihaknya untuk menciptakan inovasi baru. Bagaimana tidak, produksi garam di 2016 silam anjlok lebih dari sembilan puluh persen dari tahun sebelumnya.

Heru menjelaskan, pada tahun 2015 lalu, produksi garam di Jatim bisa mencapai 1,1 juta ton. Bukan hanya surplus sekitar 950 ribu ton, dengan produksi sebanyak itu, Jatim dapat menyokong hingga sepertiga dari total konsumsi garam di tingkat nasional sebesar 3,4 juta ton.

Berbeda halnya dengan produksi garam pada tahun 2016 lalu. Selama setahun, Jatim hanya bisa memproduksi garam sebesar 98 ribu ton. Bahkan, untuk menutup defisit penggunaan garam, Jatim sampai harus melakukan impor.

Mantan Bupati Tulungagung dua periode ini mengakui salah satu alasan terbesar buruknya produksi garam di Jatim disebabkan cuaca yang didominasi oleh musim penghujan atau kemarau basah. Akibatnya hujan, petani enggan memproduksi garam.

Untuk masalah itu, Heru pun mengatakan bahwa inovasi yang dilakukan pihaknya adalah dengan membuat ruang rekayasa anti hujan. “Saya menganggap bahwa alasan turunnya jumah produksi garam karena disebabkan musim hujan yang berkepanjangan adalah alasan yang basi. Dengan terobosan ini, saya meminta petani melupakan masalah cuaca,” ujar Heru.

Ada tiga inovasi yang disiapkan oleh Diskanla Jatim. Yakni, rumah garam, geomembran, dan Teknologi Ulir Filter (TUF). Ketiga inovasi yang dibuat bekerjasama dengan Universitas Trunojoyo (Unijoyo) tersebut memungkinkan para petani garam dapat memproduksi garam tanpa bergantung dengan cuaca. Sebab, proses produksi akan dilakukan di dalam ruangan sehingga tak akan terganggu oleh hujan. “Teknologi yang terbaru ini bisa mmebuat para petani memproduksi garam sepanjang tahun tanpa perlu bergantung dengan cuaca,” ujarnya.

Tahun ini, proyek tersebut masih dalam tahap proses pilot project dan sosialisasi ke beberapa kelompok petani garam di Jawa Timur. Harapannya, tiga tahun mendatang seluruh petani garam di Jatim yang dapat menerapkan aplikasi ini.

Pewarta: Tri Wahyudi
Editor: Romandhon

Exit mobile version