Israel Siap Perang Mengalahkan Hizbullah di Lebanon

Ilustrasi Latihan Perang Israel/sumber ilustrasi AP Photo/ Sebastian Scheiner

NUSANTARANEWS.CO, Tel Aviv – Dengan kemenangan para pejuang Hizbullah, tentara Lebanon dan Suriah terhadap ISIS di sepanjang perbatasan, telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pemimpin Israel. Apalagi mengingat kekalahan mereka yang menyakitkan ketika berperang melawan Hizbullah di Lebanon pada tahun 2006.

Militer Israel sendiri mengalami guncangan hebat setelah kalah dalam perang 33 hari itu. Menurut Sayyid Hassan Nasrallah, dalam pidato televisi pada peringatan ulang tahun ke-10 kemenangan Lebanon melawan Israel dalam ‘Perang 33 Hari’ tahun 2006 – telah menjadi titik balik keraguan para politisi Israel tentang kemampuan militer mereka.

Bahkan kini orang mulai bertanya-tanya tentang keberadaan rezim Tel Aviv setelah mengalami kekalahan tersebut. Sayyid Hassan juga mengatakan, bahwa rezim Israel mulai mengenali kemampuan perang Hizbullah yang sesungguhnya. Dan perang bulan Juli itu, telah mengubah segalanya, termasuk soal eksistensi Israel.

Baca: Israel Melakukan Latihan Militer Terbesar Untuk Mengalahkan Hizbullah

Seperti telah diberitakan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tengah melakukan latihan militer terbesar dalam sejarah sejak tahun 1998. Latihan militer ini, disinyalir memang khusus disiapkan untuk mengalahkan Hizbullah di Lebanon. Israel kini tengah khawatir melihat perkembangan konflik Suriah, di mana tentara Hizbullah, Lebanon dan Suriah telah meraih banyak kemenangan melawan ISIS.

Menurut Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman pada hari Rabu, IDF sedang berlatih menjalankan skenario pertempuran menghadapi serangan Hizbullah dalam skala penuh, tulis Liberman dalam laman Facebook-nya. Menteri tersebut juga mengatakan bahwa latihan tersebut secara signifikan akan berkontribusi besar pada persiapan perang, di mana sekitar 30.000 tentara Israel tengah berpartisipasi dalam latihan perang di wilayah utara tersebut.

“The only thing that can stop the war is the power of the Israel Defense Forces and the deterrent power,” Lieberman said.

Lieberman juga mengatakan bahwa unit militer reguler, prajurit cadangan, Angkatan Laut, Angkatan Udara, pasukan teknik, intelijen serta unit pertahanan sipil ikut serta dalam latihan perang selama sebelas hari tersebut.(Banyu)

Berita Terkait: 

Exit mobile version