Investasi Untuk Lapangan Kerja Dinilai Sebagai Logika yang Dipaksa Logis

Manager Kajian Kebijakan Walhi Boy Even Sembirin (Foto Dok. Kabar24.bisnis.com)
Soal Investasi Untuk Lapangan Kerja, Menurut Manager Kajian Kebijakan Walhi Boy Even Sembirin, Dinilai Sebagai Logika yang Dipaksa Logis. (Foto Dok. Kabar24.bisnis.com)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Manager Kajian Kebijakan Walhi, Boy Even Sembiring, melihat pidato Jokowi di Sentul, Bogor (14/7) lalu soal akan membuka investasi besar besaran guna menciptakan lapangan kerja disebut sebagai trickle down effect. Yakni sebuah logika yang dipaksa logis.

Menurutnya, pandangan semacam itu disebut sebagai pandangan usang dan sudah waktunya ditinggalkan.

“Rakyat semestinya ditempatkan sebagai subjek yang mampu mengelola kekayaan alamnya melalui kebijakan yang memberikan perlindungan terhadap wilayah kelola rakyat,” ujar Boy Even Sembiring dalam siaran persnya, Selasa (16/7).

Baca Juga: Jokowi Dinilai Lebih Nyaman Sama Bamsoet Ketimbang Airlangga

Boy menambahkan, narasi investasi yang disampaikan Jokowi selain bertentangan dengan komitmen politik yang tertuang dalam Nawacita pada misi ke-4, juga bertentangan dengan misi yang tertuang dalam point 4.2.

Dimana disebutkan, mitigasi perubahan iklim dampak perubahan iklim menjadi permasalahan global. Indonesia harus mengambil bagian dari upaya mitigasi terhadap dampak perubahan iklim.

“Alih-alih menggenjot investasi, bahkan dengan menggunakan diksi ancaman bagi siapa saja yang menghambat investasi dikhawatirkan justru meningkatkan kerentanan terhadap masyarakat yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup dan sumber daya alam/agrarian,” ujarnya.

Baca Juga: Per Juni 2019 Utang Pemerintah Naik 8,1 Persen Tembus Rp4.570 Triliun

Karena selama ini lanjut dia, para pejuang lingkungan hidup/agraria acap kali distigma sebagai kelompok orang yang menghambat investasi dan pembangunan.

Pewarta: Romandhon

Exit mobile version