Politik

Ini Beda Rizik Dengan Tokoh Islam Terdahulu Menurut LTN NU

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sekretaris Lembaga Taklif Wan Nasr Nahdhatul Ulama Syafiq Alaiha menentang paham NKRI Syariah diterapkan di Indonesia sebagai ideologi negara. Menurutnya, paham tersebut justru bertentangan dengan pemahaman kebangsaan yang digagas para tokoh pejuang Islam terdahulu.

Syafiq mengatakan Pancasila sebagai ideologi negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa yang didalamnya terdapat sejumlah ulama dari berbagai organisasi keagamaan. Diantaranya NU, Muhammadiyah, Persatuan Islam dan lain sebagainya.

Baca: Menurut LTN NU, Kelompok Ini Provokasi Warga Tolak Solatkan Jenazah

Syafiq menyampaikan sebagai pihak yang turut terlibat dalam perumusan ideologi kebangsaan, NU dan para ulamanya memaknai Pancasila sebagai bagian dari  pemahaman syariat.

“Indonesia menurut NU udah sar’ie. Jadi tidak perlu lagi diformalkan menjadi NKRI bersyariah. Karena kalau diformalkan seperti itu, nanti kesannya umat lain jadi warga negara kelas dua. NU sadar akan itu,” ujar Syafiq dalam diskusi “Menelaah Potensi Radikalisme Di Pilkada DKI Jakarta” di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2017).

Baca Juga:  Kunjungi Pasar di Sidoarjo, Cagub Risma Janjikan Selesaikan Kesulitan Pedagang

Syafiq mengaku heran dengan pandangan salah satu penggagas paham NKRI Syariah, Habib Riziq Shihab. Ia menganggap pandangan Rizik justru membelakangi semangat pemikiran para ulama pejuang yang menyepakati rumusan Pancasila sebagai pandangan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia.

Simak: Pengamat Intelijen Ingatkan Bahaya Politik Primordialisme Warnai Pilkada DKI

“Ini yang gak disadari oleh Riziq atau memang dia mimpinya seperti itu. Riziq khan nggak pernah berjuang, pergaulannya aja hanya kepada kelompok-kelompok yang satu ideologi dengan dia,” ungkapnya.

“Beda dengan tokoh-tokoh muslim jaman dulu kiai Wahid Hasyim dari NU, kiai Bagus Adikusumo, kiai Kahar Muzakir dari Muhammadiyah, kiai Agus Salim dari Persis, mereka bergaul lintas, temennya yang non muslim banyak yang luar jawa banyak. Ya Rizik ini khan nggak pernah bergaul ibaratnya kuper (kurang pergaulan). Jadi wajar aja jika dia memperjuangkan NKRI bersyariah. Karena dia gak mengenal Indonesia gak mengenal sejarah Indonesia,” paparnya.

Reporter: Ahmad Hatim

Baca Juga:  Ikrar Dukungan, Gus San Sebut Mardinoto Layak Pimpin Tulungagung

Baca juga: Adakah Potensi Radikalisme di Pilgub DKI Jakarta?

Related Posts

1 of 2