Ini Alasan Rektor UIC Sebut Banyak Survei Abal-abal Jelang Pemilu 2019

Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Musni Umar (dua dari kiri). (FOTO: Istimewa)
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Musni Umar (dua dari kiri). (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Musni Umar menilai ada banyai survei abal-abal yang bermunculan mendekati pemilihan umum (pemilu) serentak 2019. Ia menyebut demikian lantara survei-survei tersebut dinilai tidak menggambarkan realitas di tengah masyarakat.

Ia pun mengungkapkan bahwa belakangan ini banyak survei abal-abal karena lembaga yang merilisnya tidak memiliki metodologi yang jelas dan cenderung bertujuan menggiring opini publik.

“Saya (katakan) survei abal-abal, bayaran, kenapa?, karena tak sesuai dengan realitas,” ungkap Musni Umar dalam forum diskusi Dialektika Demokrasi yang bertajuk ‘Survei Pemilu, Realita atau Rekayasa?’ di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Musni menambahkan bahwa, ada banyak lembaga survei yang mendapatkan pembiayaan dalam melakukan surveinya. Sehingga, kata dia, hasil survei yang diperoleh tidak kredibel dan cenderung melakukan penggiringan opini.

“Lembaga survei rata-rata di sini itu dibiayai oleh yang membiayai, jadi dia tidak mandiri. Jadi siapa yang mendanai tentu yang lembaga survei itu dia akan mengikuti apa yang mendanai. Kemudian ada juga metodologi dan sebagainya,” katanya.

Padahal, tegasnya, penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei tersebut sangat penting, karena dapat menjadi gambaran dari keinginan mayoritas masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks konstestasi pemilu.

“Pada teman-teman yang melakukan penelitian dan penelitian ini penting sekali, karena untuk memotret keadaan yang sesungguhnya menjelang pemilu. Tetapi dengan alasan-alasan yang saya sampaikan tadi, mohon maaf saya lebih percaya apa yang saya lakukan,” ujarnya. (nn)

Editor: Achmad S.

Exit mobile version