Indonsesia Sudah Berkemas Hadapi Revolusi Industri 4.0

Ilustrasi Revolusi Industri Keempat (Foto Istimewa)

Ilustrasi Revolusi Industri Keempat (Foto Istimewa)

NusantaraNews.co, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan optimismenya di bidang pengembangan inovasi di Indonesia dalam menghadapi Industry 4.0. Dimana sistem revolusi industri keempat ini, kata dia, telah berjalan di sejumlah manufaktur nasional skala besar seperti sektor otomotif serta makanan dan minuman.

“Untuk kelas industri kecil dan menengah (IKM), kami telah meluncurkan program e-Smart IKM,” ungkap Menperin dalam agenda pertemuan dengan Singapore Minister in the Prime Minister’s Office: H.E. Chan Chun Sing di sela rangkaian kegiatan World Economic Forum di Davos, Swiss Rabu (24/1) waktu setempat.

Kementerian Perindustrian, tutur Airlangga, saat ini terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk pemberian insentif fiskal bagi industri yang mengembangkan vokasi dan inovasi.

“Usulan yang telah kami ajukan adalah 300 persen tax allowance untuk perusahaan yang berinvestasi di sisi teknologi. Sedangkan untuk pendidikan, tax allowance-nya 200 persen,” katanya.

Kemudian, sambung Airlangga, untuk memacu institusi pendidikan dapat ikut berkontribusi dalam memberikan pelatihan terhadap SDM industri, Kemenperin telah membangun politeknik dan akademi komunitas di kawasan industri.

“Kami membuka sekolah vokasi di area industri atau di dalam kawasan industri. Kami didukung oleh Kemenristekdikti untuk membuka lebih banyak sekolah sejenis,” ujar Airlangga.

Bahkan, pihaknya juga mengaku optimistis, Indonesia bisa menjadi salah satu negara ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030.

“Setelah gencar membangun infrastruktur, pemerintah saat ini fokus untuk mengembangkan kompetensi SDM kita, khususnya di sektor industri. Makanya, kami juga telah meluncurkan program pendidikan vokasi link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri,” lanjutnya.

Pewarta/Editor: Achmad S.

Exit mobile version