Ibu, Karenamu NKRI Ada Usai Merebut Kemerdekaan

Para Perempuan Pejuang bersama Sorkarno/Foto: Dok. possore.com

Para Perempuan Pejuang bersama Sorkarno/Foto: Dok. possore.com

NUSANTARANEWS.CO – Selamat Hari Ibu! Mari sejenak kita bernyanyi meski dalam hati. Nyanyikanlah dengan jujur dan tulus. Sebab, nyanyian juga adalah Doa.

“Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia,

Demikianlah lagu yang begitu sederhana. Nyanyian yang akrab di telinga anak-anak. Dan mungkin sudah terlanjur usang di lidah orang-orang dewasa.

Namun, dengan nyanyian sederhana itu, setiap anak yang menyanyikannya mengerti betapa besar kasih cinta seorang ibu. Karenanya, meski setelah dewasa mulai ragu dan kaku untuk menyanyikannya, bentuk lain menghormati Ibu bisa menjelma apa saja. Termasuk memperingatinya dengan penuh hormat, penuh bakti, dan penuh khidmad, kendati mungkin hanya dengan peringatan ceremonial belaka.

Mari kita simak bagaimana Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) melaksanakan peringatan Hari Ibu sebagai ritual tahunan. Sebab, setiap kita tahu, bahwa mencintai, menghormati, dan mendoakan ibu bisa dilakukan setiap waktu – sepanjang waktu. Kita pun tahu, bahwa dalam konteks keindonesiaan, sosok ibu adalah perempaun-perempuan Indonesia yang tangguh dan berani. Bahkan NKRI disebut-sebut lahir dari rahim ibu pertiwi.

Menurut Menteri PPPA Yohana Yembise, Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia, yang telah berjuang bersama-sama kaum laki-laki dalam merebut kemerdekaan dan berjuang meningkatkan kualitas hidupnya.

“Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan Peringatan “Mother Days” di beberapa negara di dunia,” kata Yohana dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekretaris Kementerian PPPA Wahyu Hartomo pada upacara Peringatan Hari Ibu Kementerian/Lembaga di kawasan sekitar Istana Kepresidenan, di halaman parkiran Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Kamis (22/12) pagi.

Menurut Menteri PPPA, Hari Ibu di Indonesia dilandasi oleh tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tenteram, damai, adil, dan makmur sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

“Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Ibu, baik di dalam maupun luar negeri,” jelas Yohana sembari menambahkan, bahwa komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 316 Tahun 1959, yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus Hari Nasional bukan hari libur.

Demikianlah cara Kementerian/lembaga memperingati Hari Ibu dengan sebuah upacara. (Kiana)

Exit mobile version