Hijrah Membangun Negeri

Persatuan/Ilustrasi/Istimewa/Nusantaranews

Persatuan/Ilustrasi/Istimewa/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Tepat pada tanggal 21 September 2017 beberapa hari yang lalu, umat Islam diseluruh Dunia telah memasuki bulan yang sangat mulia yakni bulan Muharram. Inilah tanda dari masuknya tahun baru Islam 1439 H.  Bulan Muharram merupakan bulan yang sangat berpengaruh dengan sejarah umat Islam. Bulan Muharram juga adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Empat bulan tersebut diantaranya; Dzulqa’idah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram sendiri. Jika mengingat sejarah tahun baru Islam, ada peristiwa di dalam bulan Muharram yakni peristiwa hijrahnya Rasul Allah Muhammad saw dan para sahabatnya. Hijrah yang dimaksud adalah berpindahnya Nabi Muhammad saw beserta sahabatnya dari kota Makkah Al Mukarramah ke Yastrib (Madinah).

Peristiwa Hijrah umat Islam dari Mekkah ke Madinah bukan saja hanya mengandung nilai sejarah dan strategi perjuangan. Tetapi juga mengandung pelajaran yang sangat berharga untuk kehidupan umat secara pribadi dan kejayaan kaum Muslimin pada umunya.  Peristiwa hijrah, sejatinya memperingatkan umat Islam untuk melakukan perubahan menjadi pribadi yang lebih baik Jika merefleksikan dari peristiwa hijrah tersebut ke dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah menjadi keharusan untuk bahan intropeksi. Dimana, selama menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara sudah baik atau sebaliknya.

Melihat realitas kehidupan Negara hari ini khususnya Indonesia, masih banyak yang perlu diperbaiki untuk menjadi lebih baik. Fakta yang harus diperbaiki salah satunya adalah menghilangkan persolan korupsi. Korupsi yang semakin hari semakin merajalela adanya. Jika hijrah di masaa Nabi Muhammad saw dalam rangka membangun komitmen perjuangan Islam melawan kemusyrikan dan penindasan, maka dalam konteks sekarang, hijrah  bisa dimaknai membangun komitmen melawan korupsi yang melingkar dan membelit di Negeri ini. Karena korupsi sudah merambat hampir semua lini kehidupan.

Bahaya korupsi ini bukan saja merasuki kawasan yang sudah dipersepsi publik, akan tetapi bahaya korupsi juga sudah menyusuri lorong – lorong instansi yang jauh dari bayangan sebelumnya. Kondisi itu menyebabkan secara tidak langsung akan mengkroposi jiwa dan semangat membangun Negara yang adil, makmur dan sejahtera. Semangat perjuangan yang pernah dicita–citakan para pendiri bangsa untuk membangun bangsa ini akan hilang dikikis oleh jiwa–jiwa liar yang hanya mementingkan keinginan pribadi dalam menjalankan kekuasaan. Korupsi yang tumbuh subur selama ini telah banyak melahirkan efek negatif, bukan hanya terhadap Negara, tetapi juga merusak tatanan sosial dan mental masyarakat, baik aparat permintah itu sendiri masayarat luas.

Disamping itu, Korupsi juga telah merusak sendi kehidupan Negara serta merampas hak – hak masyarakat luas untuk menikmati hidup yang makmur. Fasilitias Negara dan dana untuk memakmurkan rakyat di ambil tanpa pertanggung jawaban oleh segelintir orang. Hasilnya, yang menjadi korban pertama dari kejahatan korupsi adalah masyarakat luas. Dari beberapa fakta yang di timbulkan akibat dari kejahatan korupsi tersebut, betapa luar biasa bahayanya ketika korupsi ini terus dibiarkan merajalela tumbuh.

Oleh Karena itu, bangsa ini khususnya umat Islam, dengan peringatan Tahun Baru Hijriyah  seharusnya dan semestinya peringatan itu dijadikan terus untuk berusaha membangun komitmen dan integritas untuk menuju perjalanan hidup ke arah yang lebih baik. Hijrah yang dilaukan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabat hakikatnya, menuju kehidupan masyarakat madani. Tentunya, dengan menstranformasikan peristiwa hijrah tersebut ke dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini, bertujuan untuk membangun dan menata peradaban nilai luhur masyarakat yang saat ini masih di kotori oleh kejahatan – kejahatan korupsi.

Sudah menjadi keharusan bagi setiap pemerintah dan masyarakat yang taat dengan Undang- Undang untuk terus membangun semangat dan komitmen dalam memerangi kejahatan korupsi. Khususnya, masyarakat Islam harus benar- benar mengambil nilai – nilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw untuk bekal dalam perjungan membantu Negara menuju kehidupan Indonesia yang bebas dari korupsi. Makna Hijrah diharapkan bisa untuk dijadikan sebagai modal membangun Negeri.

*Santoso. S. Sos, penulis merupakan Dewan Penasehat dan Pertimbangan Orgnisasi Ikatan Pelajar mahasiswa Kabupaten – Yogyakarta (DPPO IPMKN-Y). Alumnus Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kini mukim di Yogyakarta.

________________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa kolom, opini, artikel, inspirasi maupun surat pembaca serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co

Exit mobile version