Globalisasi Sebagai Tahap Baru Dari Sejarah Kapitalisme Dunia

Globalisasi Sebagai Tahap Baru Dari Sejarah Kapitalisme Dunia

NUSANTARANEWS.CO – Globalisasi sebagai tahap baru dari sejarah kapitalisme dunia. Pada tahun 1998, pengguna internet di Indonesia baru sebanyak 512.000 pemakai. Sepuluh tahun kemudian, tahun 2007, diperkirakan sudah mencapai 25 juta pemakai. Menurut MarkPlus Insight, pengguna internet di Indonesia pada 2010 sudah 42 juta pemakai, dan tahun 2011 naik menjadi 55 juta orang (kompas.com/2011). Hal ini jelas mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia sudah masuk ke dalam masyarakat informasi – yakni masyarakat yang secara fundamental telah mengolah dan mendistribusikan informasi menjadi sumber dalam produksi sekaligus menjadi kekuatan dalam masyarakat.

Richard Robinson (2008), dalam The Rise of Capital mengatakan bahwa “Kekuatan yang paling berpengaruh dalam revolusi di Dunia Ketiga sekarang ini bukanlah komunisme atau sosialisme, tetapi kapitalisme. (The most important revolutionary force at work in the Third World today is not communism or socialism but capitalism.)

Globalisasi menurut William I. Robinson (2007) dalam Theories of Globalization, terkait erat dengan dua teori globalisasi yang termasuk di antara tujuh teori globalisasi – yakni: teori kapitalisme global (global capitalism) dan teori masyarakat jaringan (the network society). Kelima teori globalisasi lainnya adalah: (1) teori sistem-dunia, (2) teori tentang ruang, tempat dan globalisasi, (3) teori tentang transnasionalitas dan transnasionalisme, (4) modernitas, posmodernitas dan globalisasi, dan (5) teori dari kebudayaan global.

Robinson (2008) dalam bukunya: America and Global Capitalism. A Critical Globalization Perspective memandang secara kualitatif bahwa globalisasi sebagai tahap baru dari sejarah kapitalisme dunia. Teori kapitalisme global Robinson ini didasarkan pada tiga hal pokok, produksi transnasional (transnational production), kelas kapitalis transnasional (transnational capitalist class), dan negara transnasional (transnational state)

Bagi Robinson, kapitalisme adalah sistem yang ekspansif dalam dua hal: ekstensif dan intensif. Ekstensif dalam arti kapitalisme secara terus menerus akan memperluas diri ke seluruh dunia untuk mencari daerah-daerah baru dan memasukkan daerah-daerah baru tersebut dalam relasi-relasi pasar kapitalis. Usaha ini dilakukan baik melalui mekanisme politik, dominasi kekuatan militer ataupun paksaan-paksaan ekonomi dari pasar.

Perluasan kapitalisme juga melalui komodifikasi relasi-relasi sosial dimana para kapitalis atau produksi komoditas akan mengambil alih bentuk-bentuk produksi pre atau nonkapitalis yang ada. Komodifikasi ini terus berjalan semakin dalam, dan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya masih berada di luar logika produksi kapitalis diubah masuk ke dalam logika kapitalis ini. Menurut Robinson, sejarah 500 tahun kapitalisme dunia secara konstan diwarnai dengan sifat ekstensif dan intensif ini.

Tahap akhir dari perluasan ekstensif dari kapitalisme adalah mulai dari gelombang kolonialisasi pada akhir abad 19 dan awal abad 20 dan berakhir dengan keruntuhan dan ’penataan ulang’ dari blok Soviet pada awal tahun 1990-an. Sejak itu tidak ada lagi area-area di dunia ini yang secara signifikan ada di luar sistem kapitalisme.

Dalam konfigurasi kapitalisme global sesudah itu, transnasional atau ruang global perlahan menggantikan ruang-ruang nasional. Perkembangan kapitalisme dalam globalisasi sekarang ini adalah melalui tahapan masa kapitalisme merkantilis, kemudian kapitalisme industrial dan yang terakhir korporasi. Setiap masa juga melibatkan perluasan secara intensif dari relasi-relasi kapitalisme. (agus setiawan/disunting dari desamondial: Longue Durée Reformasi Dan Gelombang Globalisasi Ketiga)

Exit mobile version