NUSANTARANEWS.CO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat akan menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat dengan tema “Arus Baru Ekonomi Indonesia” yang akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, 22 April hingga 24 April 2017.
“Insya Allah, kongres ini akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri setidaknya 12 menteri Kabinet Kerja,” ujar Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat, M Azrul Tanjung dalam siaran persnya, Jumat (21/4/2017).
Azrul mengkonfirmasi bahwa kongres itu akan dihadiri sejumlah pengusaha nasional seperti pimpinan dan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, pemilik Medco Group, Arifin Panigoro, dan lainnya.
Adapun tujuan Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang pertama kali diadakan tersebut untuk menginventarisasikan dan menjawab problematika yang dihadapi ekonomi bangsa ini, sehingga diperlukan adanya koordinasi, konsolidasi, kolaborasi dan sinergi seluruh eksponen ekonomi umat demi terwujudnya kesejahteraan umat yang berkeadilan dan berperadaban.
“UUD 1945 Pasal 33 telah mengamanatkan kepada kita bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, dan lainnya. Namun faktanya saat ini banyak penguasaan ekonomi belum merata,” terangnya.
Ia menilai, kepemilikan modal terhadap beberapa sektor penting, terutama yang menjadi hajat hidup orang banyak masih dikuasai oleh pihak tertentu, sementara perundangan membuka seluas-luasnya pada partisipasi seluruh bangsa. Penguasaan aset-aset ekonomi oleh asing dan usaha besar semakin besar, sedangkan KUMKM hanya memperoleh porsi masih di bawah 20 persen dari nilai ekonomi nasional.
“Dengan demikian terjadi ketimpangan ekonomi dan pendapatan menjadi permasalahan ekonomi Indonesia,” papar Azrul.
Kongres ini merupakan lanjutan hasil Kongres Umat Islam Indonesia VI di Yogyakarta, pada tanggal 5-11 Februari 2015. Diharapkan dapat menciptakan momentum penting dalam membangkitkan ekonomi umat yang dalam aksinya kelak akan menjadi arus baru ekonomi Indonesia.
Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Achmad Sulaiman