Ekonom Konstitusi Sebut Indonesia Belum Termasuk Negara Kreatif dan Inovatif

Wajah pembangunan fisik zona ekonomi kreatif bekas Pabrik Kina Kota Bandung/Foto: Dok. ‏@ridwankamil

Wajah pembangunan fisik zona ekonomi kreatif bekas Pabrik Kina Kota Bandung/Foto: Dok. ‏@ridwankamil

NusantaraNews.co, Jakarta – Dalam catatan Forum Ekonomi Konstitusi disebutkan, The Economist telah merilis profile perkembangan dan pertumbuhan negara-negara (the country profiles) di dunia lewat analisisnya, yang kemudian digambarkan dalam sebuah “Pocket World in Figures 2018“.

Ketua Umum Forum Ekonomi Konstitusi Defiyan Cori mengungkapkan, gambaran perkembangan dan pertumbuhan negara-negara di dunia itu disusun lewat sebuah “rank the performance” dari 185 negara di dunia. Dari 185 negara itu, kata dia, salah satu yang dibandingkan posisi rankingnya dengan negara-negara lain adalah Indonesia.

“Dan inilah profile Indonesia itu: Zona ekonomi ekslusif terbesar, Indonesia berada dalam posisi ke 7 di bawah AS (ranking 1), Francis (2), Australia (3), Rusia (4), UK (5), New Zealand (6). Sementara Kanada ada di bawah Indonesia pada posisi (8), dan Jepang pada posisi (9),” sebut Defiyan baru-baru ini dalam konfirmasinya.

Dalam hal jumlah populasi, lanjutnya, Indonesia pada posisi keempat (257,6 juta), di bawah China yang menempati posisi pertama (1.376,0 juta), India pada posisi kedua (1.311,1 juta), AS pada posisi ketiga (321,8 juta). Sedangkan Brazil berada pada posisi kelima (207,8 juta), dan Pakistan pada posisi keenam (188,9 juta). Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai 295,5 juta orang.

“Dalam ekonomi, Indonesia berada pada posisi 16 besar dunia dengan GDP sebesar 861 Milyar dollar AS. Ranking pertama dipegang oleh AS ($bn 18,037), diikuti secara berurutan oleh China ($bn 11,226), Jepang ($bn 4.382), Jerman ($bn 3.365), Francis ($bn 2.240), India ($bn 2.088), Italia ($bn 1.826), Brazil ($bn 1.801). Sedangkan negara-negara sekitar Indonesia seperti Thailand berada diposisi ke-27, Hongkong ke-34, Singapore ke-37, dan Malaysia berada pada posisi ke-38,” terang Defiyan.

Menurut pengamatan Ekonom Konstitusi ini, jika dilihat dari sudut skala ekonomi berdasarkan daya beli masyarakat (GDP PPP,$bn), Indonesia berada pada posisi ke-8 ($bn 2.850), di bawah–secara berurutan–China ($bn 19.696), AS ($bn 18.037), India ($bn 8.003), Jepang ($bn 5.119), Jerman ($bn 3.860), Rusia ($bn 3.760), Brazil pada posisi ke-7 ($bn 3.216). Sedangkan Thailand berada pada posisi ke-20 ($bn 1.114), Malaysia ke-28, Vietnam ke-36, Singapore ke-40. Jika dilihat dari “living standards” dengan mengukur “highest GDP per person“, posisi pertama ditempati oleh Liechtentin ($ 159,030), kedua Monaco ($ 156,462), ketiga Bermuda ($ 97,553), keempat Luxemburg ($ 94,178), kelima Switzerland ($ 80,802), keenam Macao ($ 76,963), ketujuh Qatar ($ 74,837), kedelapan Norwegia ($ 74,342), kesembilan Ireland ($ 60,303), kesepuluh AS ($ 56,049).

Jika dilihat dari sudut “the quality of life” melalui Human Development Index (HDI), Indonesia berada pada posisi “tidak dalam kelompok tinggi”, tidak juga dalan kelompok rendah. Ditengah-tengah saja. Yang berada dalam HDI tinggi adalah (1) Norwegia, (2)Australia, Switzerland, (4) Jerman, (5) Denmark, Singapore, (7) Belanda, (8) Ireland, (9) Iceland, (10) Kanada, AS, (12) Hongkong. Sedangkan Brunei berada pada posisi (30) bersama Estonia, Malaysia diposisi (59).

Jika dilihat dari sudut “total expenditure on R&D” (TE on R&D), Indonesia tak masuk dalam dua puluh besar. Yang menempati ranking pertama dalam TE on R&D adalah AS dengan alokasi pengeluaran sebesar ($bn 502,9), di bawahnya berturut-turut adalah China ($bn 277,6), Jepang ($bn 144,0), Jerman ($bn 96,7), Korea Selatan ($bn 58,3), Francis ($bn 53,9), UK ($bn 48,7), Brazil ($bn 39,7), Australia ($bn 32,3), Kanada ($bn 28,8). Jika TE on R&D itu diprosentasikan berdasarkan GDP, maka ranking pertamanya diduduki oleh Israel (4.35 %), kedua Korea Selatan (4,23), ketiga Jepang (3,49), keempat Swedia (3,28), kelima Austria (3,10), keenam Taiwan (3,06), ketujuh Denmark (3,02), kedelapan Switzerland (2,97), kesembilan Finlandia (2,93), kesepuluh Jerman (2,88), kesebelas AS (2,80).

Jika dilihat dari sudut “innovation index“, maka negara yang masyarakatnya sangat inovatif berturut-turut adalah (1) Switzerland, (2) Swedia, (3) UK, (4) AS, (5) Finlandia, (6) Singapore, (7) Ireland, (8) Denmark, (9) Belanda, (10) Jerman. Sedangkan Korea selatan berada pada posisi ke-13, Hongkong ke-15, dan Jepang ke-17.

“Indonesia? Tentu belum termasuk dalam negara-negara yang masyarakatnya inovatif dan kreatif. Itulah gambaran posisi masyarakat dan negara kita jika dibandingkan dengan perkembangan dan pertumbuhan negara-negara lain. Semoga kita bisa memahaminya dengan seksama, sehingga fokus kerja kita lebih terarah dan membawa peningkatan kesejahteraan bersama,” tandas Defiyan.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version