DPRD Jatim Dorong Pemprov Jatim Berlakukan Darurat Hama Wereng

(Ilustrasi) Babinsa Koramil 0807/16 Karangrejo Bersama Kelompok Tani Semprot Hama Wereng/Foto Penrem081

(Pertanian/Ilustrasi/Foto Penrem081)

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – DPRD Jawa Timur (Jatim) mendorong agar pemerintah provinsi (Pemprov) memberlakukan darurat hama wereng yang berbahaya dan mengancam komoditas padi di Jatim. Anggota Komisi B DPRD Jatim Nur Cipto mengatakan pemberlakuan darurat hama wereng ini dilakukan sebagai antisipasi serangan wereng yang mengganggu pertanian di Jatim dan mengancam terjadinya gagal panen.

“Harus ada pembasmian terhadap hama wereng ini, karena bisa menyebabkan gagal panen di Jatim,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Rabu (29/3/2017).

Politisi asal Partai Gerindra ini mengatakan pihaknya mendorong agar Dinas Pertanian menerjunkan tim pembasmi hama di daerah untuk mengantisipasinya. “Kalau perlu ada pemetaan agar jangan sampai hama wereng ini menyebar di daerah lain,” jelasnya.

Dikatakan oleh Nur Cipto, ada empat daerah di Jatim yang menjadi epidemis dari hama wereng. Antara lain Banyuwangi, Jember, Lamongan dan Bojonegoro. “Tentunya dengan melokalisir empat daerah tersebut, saya yakin masalah hama wereng akan segera teratasi. Saya harap Dinas Pertanian Jatim tanggap untuk itu,” jelasnya.

Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian Jatim Bambang Heryanto mengatakan pihaknya sudah mengupayakan untuk mencegah merebaknya wereng tersebut di empat daerah tersebut. “Kami sediakan pestisida untuk membasminya dengan dilakukan penyemprotan massal,” ungkapnya.

Bambang mengatakan selain memberikan bantuan pestisida, pihaknya juga telah menurunkan petugas PHP (Pengamat Hama Penyakit) di masing-masing daerah. “PHP ini mensosialisasikan penanganan wereng di daerah lahan pertanian di Jatim dan keliling ke daerah-daerah untuk mewaspadai peredaran wereng,” jelasnnya.

Selain pemberian pestisida, kata Bambang, pihaknya juga menggunakan agensi hayati (jamur, bakteri) untuk penanganan wereng di Jatim. “Penggunaan agensi hayati menggunakan metode alam,” terang dia.

Penulis: Tri Wahyudi

Exit mobile version