NUSANTARANEWS.CO – Salah satu distrik di Provinsin Konya, yakni Karapiner akan menjadi ladang bagi masa depan sumber energi negara Turki di masa mendatang. Ini menyusul rencana dibangunnya taman surya terbesar di kawasan tersebut.
Sebagai kawasan bergurun di Turki, Karapinar memiliki struktur tanah berkapur mencapai 60%. Atas dasar itulah, tanaman elektrik penghasil tenaga surya akan berdiri di kawasan tersebut. Sebuah sumber energi baru terbarukan (renewable) yang menjadi andalan Turki di masa depan.
Dalam tender pembangkit listrik energi surya terbesar di Turki ini konsorsium Kalyon-Hanwha Grup sepakat untuk melakukan pembangunan mega proyek taman surya tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Berat Albayrak dikutip dari Daily Sabah membenarkan bahwa pembangkit listrik tenaga surya di Karapinar merupakan “mega proyek energi,” dengan estimasi menghabiskan modal investasi mencapai $ 1,3 miliar.
Suber energi terbarukan yang nantinya dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya ini mencapai 1.000 megawatt lebih. Dalam lingkup proyek tenaga surya di Karapinar, pabrik dengan kapasitas produksi minimal 500 megawatt dengan modul fotovoltaik pertahun akan dibangun di Turki. Pemerintah Turki sendiri selama 10 tahun ke depan akan terus melakukan pengembangan sektor EBT tersebut.
Sebagai informasi, mewujudkan masa depan energi bersih, telah menjadi agenda penting sekaligus mendesak oleh negara-negara dunia. Ini dibuktikan dengan ekspansi besar-besaran dari tren proyek pembangkit listrik yang berkelanjutan diberbagai belahan dunia.
Negara-negara Eropa misalnya, tampak sangat ambisius untuk bersaing satu sama lain dalam capaian energi baru terbarukan (EBT) mereka. Tahun 2015 lalu, Denmark mampu menghasilkan 140 persen dari kebutuhan listriknya setiap hari dengan hanya memanfaat energi listrik bersumber dari turbin angin. Sisanya kemudian diekspor ke Norwegia dan Swedia.
Terbaru, pada Mei 2016 lalu, Jerman tengah benar-benar menjalankan energi bersih untuk kebutuhan harian masyarakatnya dengan memanfaatkan EBT dari turbin angin dan panel tenaga surya. Pada bulan yang sama, gerakan serupa juga dilakukan oleh Portugal. Dimana untuk kebutuhan 107 jam perharinya atau sekitar empat setengah hari, Portugal telah menggunakan energi terbarukan tenaga surya.
Penulis: Romandhon