Dinilai Hamburkan Uang Rakyat, Agenda Silaturahmi Pemkab Muba di Jogja Diwarnai Kericuhan

Agenda silaturahmi Pemerintah Kabupaten Muba dengan Forum Silaturahmi Masyarakat Muba Yogyakarta (Fosmabayo) di Hotel Sheraton Yogyakarta, Minggu (17/11) malam diwarnai kericuhan.
Agenda silaturahmi Pemerintah Kabupaten Muba dengan Forum Silaturahmi Masyarakat Muba Yogyakarta (Fosmabayo) di Hotel Sheraton Yogyakarta, Minggu (17/11) malam diwarnai kericuhan. (Foto: Dok. Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Agenda silaturahmi Pemerintah Kabupaten Muba dengan Forum Silaturahmi Masyarakat Muba Yogyakarta (Fosmabayo) di Hotel Sheraton Yogyakarta, Minggu (17/11) malam diwarnai kericuhan. Insiden ini terjadi menjelang berakhirnya acara sekitar pukul 22.30 WIB.

Kericuhan bermula adanya peserta yang naik ke podium hendak menyampaikan aspirasi terkait agenda tersebut namun berhasil dihentikan panitia. Sementara, peserta lain di belakang membentangkan spanduk bertuliskan ‘Tolak Program Rekreasi Pejabat Berkedok Silaturahmi’. Merasa terganggu, panitia berusaha merebut spanduk itu yang memicu keributan kembali terjadi dalam acara tersebut.

Ketua Bidang Eksternal IKPM Muba Yogyakarta, Uung Febri menuturkan, agenda silaturahmi Pemkab Muba tidak ada urgensinya dan terkesan hanya untuk menghambur-hamburkan anggaran menjelang akhir tahun sekaligus memfasilitasi pejabat-pejabat daerah untuk rekreasi.

“Anggaran untuk silaturahmi tersebut menghabiskan biaya ratusan juta rupiah, tapi tidak ada kemanfaatannya sama sekali. Biasalah akhir tahun mau menghabiskan anggaran sekalian jalan-jalan pejabat daerah,” kata Uung di lokasi acara.

Dia mengatakan agenda silaturahmi pejabat Pemkab Muba ini memang mendapat perhatian dari organisasi mahasiswa daerah yang dipimpinnya itu. Pasalnya, kata dia, alokasi anggaran silaturahmi ke beberapa daerah dan luar negeri yang bernilai ratusan juta rupiah sebaiknya digunakan untuk kepentingan masyarakat Muba yang lebih bermanfaat.

Bahkan, pihaknya mengusulkan agar anggaran silaturahmi ke beberapa daerah dan luar negeri ditiadakan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya pada program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

“Saya merasa miris dengan program Pemkab Muba di saat angka kemiskinan di kabupaten meningkat, tapi masih berfoya-foya dengan program yang seremonial saja. Lebih baik anggarannya dialihkan kepada program yang dapat menekan angka kemiskinan di Kabupaten Musi Banyuasin,” tegasnya.

Panitia penyelenggara berusaha menenangkan suasana dan meminta aspirasi disampaikan dengan baik. Dan tak lama berselang kericuhan padam setelah aspirasi Uung dan rekan-rekannya dari IKPM Muba Yogyakarta mendapat sambutan positif dari pejabat Pemkab Muba yang hadir dalam agenda tersebut.

Suasana akhirnya tenang setelah Bupati Muba, Dodi Reza Alex menanggapi aksi peserta. Dia bersedia berdiskusi mengenai maksud dan tujuan agenda silaturahmi Pemkab Muba di Yogyakarta.

“Saya buka ruang diskusi di belakang dengan perwakilan,” ujar Dodi.

Terpisah, penasehat IKPM Muba Yogyakarta, Agus Syahputra mengapresiasi sikap kritis yang masih dimiliki mahasiswa Yogyakarta, khususnya mahasiswa Muba.

“Apresiasi atas sikap kritis mahasiswa yang notabene sebagai agent of social control di manapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun,” ujar Agus saat dihubungi.

Menurutnya, agenda silaturahmi Pemkab Muba memang patut disorot. Terlebih menyangkut soal anggaran daerah yang semestinya dialokasikan untuk kepentingan masyarakat, bukan malah untuk foya-foya dan kegiatan tidak jelas.

“Mahasiswa Jogja harus selalu kritis dalam keadaan apapun. Jangan mau dininabobokan dengan pencitraan-pencitraan palsu. Apalagi uang rakyat dihambur-hamburkan untuk memfasilitasi rekreasi pejabat berkedok silaturahmi ke beberapa daerah. Saya saran saja, lebih baik anggarannya dipergunakan untuk mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Muba,” terangnya. (eda)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version