Demokrasiana Institute: Debat Ketiga Pilpres Harus Membincang Akar Masalah

Kedua Capres-Cawapres berpelukan usai memberikan kata penutup di akhir debat perdana. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

Kedua Capres-Cawapres berpelukan usai memberikan kata penutup di akhir debat perdana. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

Sandiaga Uno Cium Tangan Kiai Ma'ruf Amin Sebelum Debat Capres Cawapres 2019 di Hotel Bidakara, Kamis malam, 17 Januari 2019. (Foto Instragram Sandi)
Sandiaga Uno Cium Tangan Kiai Ma’ruf Amin Sebelum Debat Capres Cawapres 2019 di Hotel Bidakara, Kamis malam, 17 Januari 2019. (Foto Instragram Sandi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Debat ketiga Pilpres akan digelar 17 Maret 2019, tema debat meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

Menyikapi debat yang khusus akan diikuti Cawapres kedua Paslon, Demokrasiana Institute berharap para Cawapres lebih konsen membincangkan akar masalah dari kelima tema debat.

Koordinator Presidium Demokrasiana Institute, Zaenal Abidin Riam, memandang perbincangan akar masalah penting agar debat tidak sekadar menjadi tontonan yang tidak menuntun masyarakat.

“Kedua Cawapres sebaiknya fokus berdebat di akar masalah, jangan hanya sibuk membincangkan masalah permukaan, ini sekaligus akan menguji sejauh mana kedalaman pemahaman Cawapres terkait masalah kebangsaan khususnya dalam lima tema tersebut,” ungkap Enal di Jakarta, Sabtu (16/3).

Dalam masalah pendidikan misalnya, seharusnya kedua Cawapres lebih memperhatikan kualitas pendidikan secara umum, apa solusi konkrit yang bisa diberikan, jangan hanya bicara soal SMK dan Industri, moral dan etika juga perlu.

Atau dalam masalah ketenakerjaan, Cawapres perlu menjawab jumlah pekerja miskin yang relatif tinggi, angkanya bahkan di atas 50 persen, bila mereka masuk ke industri padat karya masa depan karirnya tidak jelas.

“Itu baru dua contoh masalah mendasar di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan, dalam bidang kesehatan, sosial dan budaya tentu punya masalah mendasar, semua itu harus dipetakan dengan baik oleh para Cawapres serta memberikan solusinya” tutupnya. (mys/nn).

Editor: Achmad S.

Exit mobile version