Cina Telah Mulai Produksi Masal Jet Tempur J-20 Chengdu

Cina telah mulai produksi masal jet tempur multi peran J-20 Chengdu.
Cina telah mulai produksi masal jet tempur multi peran J-20 Chengdu/Foto: AP

NUSANTARANEWS.CO, Beijing – Cina telah mulai produksi masal jet tempur multi peran J-20 Chengdu (Weilong). Dilaporkan jet tempur tersebut telah memasuki produksi massal setelah Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan pemesanan besar-besaran usai mengatasi seluruh permasalahan awal, lansir South China Morning Post (SCMP).

SCMP juga mengungkapkan bahwa PLA kemungkinan akan membutuhkan antara 100 sampai 200 unit J-20 tambahan untuk memenuhi kebutuhannya. Diperkirakan CAC dapat menghasilkan sedikitnya empat J-20 per bulan.

J-20 adalah satu-satunya jet tempur generasi kelima yang dikembangkan di luar Amerika Serikat (AS), dan merupakan pesawat tempur superioritas udara bermesin ganda kelas berat yang mulai beroperasi pada Maret 2017.

Jet tempur multiperan ini dianggap memiliki sejumlah kunggulan signifikan dibanding jet tempur F-22 Raptor Amerika Serikat (AS) yang lebih tua seperti, rudal berpemandu dan radar AESA yang terintegrasi dengan jangkauan yang lebih jauh. Cina saat ini boleh dikatakan memiliki teknologi radar AESA yang lebih maju.

Selain itu juga, penggunaan sistem apertur terdistribusi untuk memantau situasional yang lebih luas, dan akses ke sistem komputer dan avionik yang lebih baru termasuk helm pilot yang tidak dimiliki Raptor.

Terkait dengan masalah daya dorong J-20, Beijing telah berusaha mengganti mesin WS-10 dan AL-31 J-20 buatan Rusia dengan mesin turbofan dorong tinggi WS-15 produksi dalam negeri yang terus dikembangkan untuk digunakan oleh varian J-20B.

Terkait varian baru J-20, J-20B kemungkinan akan memiliki hidung yang lebih besar karena akan mengakomodasi radar yang lebih besar. Meski akan mengorbankan kinerja penerbangan karena bobot tambahan, namun kemampuannya sebagai pesawat peringatan dini dan kontrol udara menjadi maksimal.

J-20B menjadi lebih efektif dalam memberikan informasi tentang ancaman rudal dan jet tempur musuh yang masuk – dengan menggunakan sensor yang lebih kuat dari pada jet tempur biasa – sehingga membantu unit skuadron tempur beroperasi lebih efisien dandengan memandu misil mereka menuju target dengan radarnya sendiri.

Di samping itu, Angkatan laut PLA juga dilaporkan menginginkan versi angkatan laut dari J-20 yang lebih kecil ukurannya agar lebih nyaman ditempatkan di kapal induk. Meski begitu, CAC Badan Penerbangan Cina, cabang penelitian dan pengembangan dari Perusahaan Industri Penerbangan Cina, mengatakan pada awal bulan ini bahwa pihaknya berencana untuk mulai menguji “jenis pesawat baru” untuk penggunaan angkatan laut bersama dengan Shenyang Aircraft Corporation, pembuat pesawat tersebut. (Banyu)

Exit mobile version