Capres-Cawapres Diminta Siapkan Strategi Perang Dagang

Perang Dagang
Perang Dagang

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia berharap kedua pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres) mengangkat isu-isu bermutu dan strategis bagi perekonomian nasional. Salah satu isu itu adalah kian memanasnya perang dagang antar kawasan dan antar negara-negara besar.

“Kita berharap kedua capres atau cawapres mengedapankan isu-isu bermutu ke depan. Misalnya, apa konsep mereka menghadapi perang dagang atau trade war yang kian meluas. Apa strategi mereka agar Indonesia keluar sebagai pemenang atau minimal memperoleh benefid,” ujar Bahlil melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Disanksi AS 5 Triliun Rupiah, Pemerintah Mengaku Masih Punya Waktu Berunding

Bahlil mengatakan, arus balik liberalisasi yakni proteksionisme, saat ini melanda hampir semua negara dan kawasan.

Bahkan negara kampiun liberalisasi perdagangan global Amerika Serikat telah menjadi sponsor utama penggerak proteksionisme.

“Amerika sudah menabuh genderang perang dengan Cina, saya kira Indonesia tinggal tunggu waktu,” ujar Bahlil.

Sebelumnya World Trade Organization (WTO) menjatuhkan hukuman kepada Indonesia atas tuntutan Amerika Serikat (AS) yang merasa dirugikan karena larangan Indonesia untuk impor apel, bawang, anggur, kentang, jus, bunag, buah kering, sapi, ayam, dan daging sapi ke dalam negeri.

Baca juga: Disanksi WTO, Jokowi Dinilai Sakiti Petani

Usai upaya banding Indonesia ke WTO kalah, Amerika Serikat (AS) memenangi tuntutan tersebut dihadapan WTO dengan memberikan Indonesia hukuman sebesar USD 350 juta, atau setara dengan Rp 5 triliun dengan denda setiap tahun yang berubah-ubah dan kemungkinan denda meningkat.

Menghadapi sanksi AS kali ini, pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berusaha meyakinkan publik bahwa pihaknya saat ini masih punya waktu untuk berunding dengan Negeri Paman Sam tersebut. (gdn)

Editor: Gendon WIbisono

Exit mobile version