Bunga dan Surat-Surat Salah Alamat – Puisi Winda Efanur FS

nice young girl reading book & pet dog by window canvas/Foto: Pinterest

nice young girl reading book & pet dog by window canvas/Foto: Pinterest

Surat-Surat Salah Alamat

Janjimu akan mengirim surat untuku, bila nanti kamu telah sampai di sana
Doa-doa pagi dan malam ku bungkus rapi  untukmu,
Lirihnya tersampaikan angin.
Terkabarkan melalui sajak-sajak kerinduan, yang tuhan kirimkan melalui hujan.
Cintaku bagai selat, yang menghimpit dua pulau :
Tempat hati kita menyatu.

Janjimu mengirim lagu untuku, bila nanti ku bersedih karenamu di sana,
Sayangnya, lirik-liriknya bernyanyi sendiri,
Ku temui dirimu dalam sepi,
Dalam kabut pagi, ku harap sosok bayangmu menghampiri.

Setelah tiga bulan berlalu, angin musim berganti arah,
Rinduku untukmu tak kau baca, karena telah kau tulis nama yang berbeda.

Surat-suratmu, tak sampai karena tak ada lagi jarak.
Alasan sederhana bagi rindu, beranak-pinak.
Sejatinya memang kita akan tinggal dalam memori seseorang,
Ketika masih ada rindu terbayang.

Aku pun menjadi pulau yang tak berpenghuni.
Kini.

Cilacap, 29 Agustus 2016

Bunga

Engkaukah bunga impian itu, yang dicintai kupu-kupu di taman
Pagimu menjadi kerinduan setiap tetes embun,
Berebut menciumi halus mahkotamu,
Dimana kau simpan sarimu dengan kokoh,
Dari rayuan, kumbang jalanan
Dan getaran angin bila bergoyang.

Engkau kah bunga kenangan itu, yang ditipu ratusan musim berlalu
Mengadahkan senyum kepedihan sisa kemaraumu yang basah.
Daun-daun hijaumu berguguran,
Menyapu cerita indahmu yang telah layu.

Engkau masih bunga pujaan itu,
di setiap wanginya, memanjakanku dalam debar-debar kesesatan.
Duri-duri mu yang dulu patah, selesai ku tanam
Dalam tubuhku :
Aku hujanmu.

Cilacap, 29 Agustus 2016

Sabda Cinta

Di matamu, aku pernah bersembunyi meniupkan cinta
kata-mesra yang indah mengalir bersama aliran darahmu
mengendap di ruang yang bernama hati.
di wajahmu pernah ku jilati kerinduan,
basah yang lengket. dan terhenti pada bibirmu yang mengatupkan sepi.
di dalam bayangmu, kasih. aku mengendap-endap mencuri ragamu agar aku senantiasa bersamamu. tanpa jeda ruang dan waktu.

Cilacap, 29 Agustus 2016

Winda Efanur FS, seorang penulis lepas. Menyukai dunia sastra terutama puisi. Baginya sastra adala media untuk mengaktualisasika ide dan sarana mengedukasi pembaca. Beberapa karyanya terdokumentasikan dalam antolologi puisi dan cerpen seperti Tubuh Bencana, Hitam Putih Kata, Menjadi Indonesia dan Pelangi Kenangan. Email : efanurw@gmail.com. Hp 085726412770

Exit mobile version