Dermaga Persaksian Berperang Melawan Arus Gelombang Lautmu
Dermaga Persaksian
Salam rindu firda
Ternyata kau masih ingat
Tentangku yang begitu durja
semula kau campakkan dengan gelombang lautmu
begitu deras menghantam cadas bebatuan
aku masih tetap berdiri memandangi riak badaimu
yang menari-nari di atas penderitaanku
aku masih tetap sabar menanti kasihmu
dan menunggu rindumu memanggil-manggil bibir pantaiku
dengan kepak sayap doa-doa yang tak henti-henti kurapalkan
pada sang Ilahi Robbi
ternyata benar, purnama pun memancar
pada cakrawala di singgasana penantianku selama ini
sinar yang semula mulai meredup kau coba hidupkan lagi
saatku sudah pasrah pada kenyataan
dan dalam ketakberdayaan pada takdir Tuhan
ku kira kau sudah lupa dengan perjanjian kita untuk memutus tali cinta kita
namun ternyata kau masih mencoba menyambungnya lagi
kuharap rasa itu masih tetap sama dan tiada beda
Base Camp Takmir, 2019
Berperang Melawan Arus Gelombang Lautmu
Gelombang dan ombak
Masih tak begitu riuh sayang
Yang riuh adalah perjalananku
Mencintaimu yang kau akhiri dengan kepedihan
Ku coba berlayar di lautan cintamu
Yang penuh dengan ombak berhias indah berwarna biru
Namu tak berhasil melewatinya
Sebab kau menenggelamku bersama gelombangmu
Hingga membuatku terkapar ke tepi pantai
Lagi dan berkali-kali
Matanair, 2019
Semenjak Kepergianmu
Semenjak kepergianmu
Dan kau tinggalkan benih-benih perih
Yang tumbuh perlahan di dadaku
Lalu memekar hingga ku rapuh
Sungguh tak ku sangka
Kau sekejam itu padaku
Dua tahun lamanya aku menunggu
Ternyata kau menghianati janji kita yang berikrar tuk selalu setia
Annuqayah, 2019
Keindahan Matamu
Aku sangat suka
Membayangkan menjadi matamu
Mengetahui apa saja yang kau ingin
Dan yang tak ingin kau lihat
Belajar bagaimana caramu memandang sesuatu
Serta mengetahui apa saja warna yang kau sukai
Kuingin memahami bagaimana rasanya menjadi matamu
Mengerti yang kau rasakan disaat menatapku penuh kehangatan
Raas, 2019
Peluklah Aku Dengan Ketabahanmu
Aku masih bersedia, sayang
Menyediakan hati ini tuk mencintaimu, selalu
Tetaplah menetap di sampingku
Sebab, hidupku akan lebih baik
Jika bersanding denganmu
Menatap matamu sudah membuat duniaku penuh dengan rindu
Apalagi bisa memilikimu
Peluklah aku
Berjuanglah bersamaku
Annuqayah, 2019
Cahayaku yang Suram
Cahayaku yang suram
Kini pelan memancar
Setelah penantian amat panjang
Ku jalani walau dalam tapak duri penderitaan
Dan kini penantianku mulai terobati
Meski tak sepenuhnya tersinari
Annuqayah, 2019
Penulis: Nur Iskandar, asal pulau Raas Sumenep, sedang menyantri di PP. Annuqayah Lubangsa sekaligus siswa kelas XII MA 1 Annuqayah.