BMKG: Gempa Bumi Swarm di Maluku Utara Tidak Menimbulkan Tsunami

Gempa bumi swarm terjadi di Provinsi Maluku Utara pada Jumat (29/9) pukul 06.01 WIB. Kekuatan gempa bumi tersebut 4,7 skala richter dengan kedalaman 10 km.

Gempa bumi swarm terjadi di Provinsi Maluku Utara pada Jumat (29/9) pukul 06.01 WIB. Kekuatan gempa bumi tersebut 4,7 skala richter dengan kedalaman 10 km. (Foto: Dok. BMKG/Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gempa bumi swarm terjadi di Provinsi Maluku Utara pada Jumat (29/9) pukul 06.01 WIB. Kekuatan gempa bumi tersebut 4,7 skala richter dengan kedalaman 10 km.

Menurut BMKG, gempa bumi swarm terjadi di sekitar Jailolo dan Ternate tersebut rata-rata dangkal dengan variasi magnitudo “Sebanyak 43 even di antaranya merupakan gempa bumi yang dirasakan,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi dalam siaran persnya seperti dikutip redaksi, Jumat (29/9).

“Gempa bumi swarm ini tidak menimbulkan tsunami, karena kekuatannya tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami,” tambahnya.

Riyadi menjelaskan, dari hasil monitoring BMKG sejak 27 September 2017 pukul 21.09 WIB hingga saat ini 29 September 2017 pukul 07.00 WIB rentetan kejadian gempa yang sudah terjadi mencapai sebanyak 988 kali. BMKG terus memonitor perkembangan gempa bumi tersebut dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media.

Ia melanjutkan, peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa wilayah berpotensi terjadi guncangan antara lain di Jailolo pada skala II SIG-BMKG (IV-V MMI), Ternate II SIG-BMKG (III-IV MMI). Berdasarkan hasil laporan yang diterima BMKG, gempa bumi swarm dirasakan di Jailolo, Ternate, dan Sofifi II SIG-BMKG (IV MMI). Deskripsi gempa bumi dengan skala intensitas II SIG-BMKG menunjukkan bahwa guncangan dirasakan oleh orang banyak.

“Sampai dengan laporan ini dibuat BMKG menerima informasi 1 orang terluka akibat tertimpa dinding rumah yang roboh. BMKG akan terus memonitor perkembangan dan laporan dari lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya,” jelasnya.

Selanjutnya, berdasarkan parameter gempa bumi, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Gempa bumi swarm ini sebagian besar memiliki mekanisme sumber sesar mendatar (strike slip).

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat serta informasi dari BMKG.”Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil,” pungkasnya. (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Exit mobile version