Biawak di Belakang Kamar – Puisi Faiz Adittian Ahyar
Kamarku terbuat dari tumpukan wadas
Dan sedikit semen di celahnya
Kalau malam, nyamuk masuk lewat situ
Dan jika hujan, puluhan katak mengumpat
Ikut masuk dan loncat
Ke dalam selimut hangat
Tepat di atas ranjang
Rumahku memang sangat menjorok ke belakang
Tepat di tepian batas desa dan persawahan
Terlebih lagi biawak
Yang seringkali membawa jemuran
Di belakang kamarku yang apa adanya
Di sebatang pohon pepaya dan pisang
Dijulurkan temali
Tempat mengangin-angini pakaian dalam
Dan bermacam selendang
Biawak-biawak nakal
Sering naik lewat pohon pisang
Dan membawa lari pakaian dalam
Sembunyi di semak-semak yang lebat
Aku sering kali geram
Karena pahaku akan gatal
Jika terus-terusan
Biawak membawa kabur celanaku
Berkali pula kupergoki ia
Tengah mengumpatkan celana dalamku itu
Masuk pada lobang besar
Ia kalang kabut
Lari pergi terbirit-birit
Meninggalkan celana dalamku
Begitu saja tergeletak
Dan ternyata aku lupa
Ia telah ditinggal mati
Betina yang sekarat di tengah
Pematang sawah
Hidup bermewah-mewah
Terkubur hangat gabah
Thailand, 2017
*Faiz Adittian Ahyar, saat ini tinggal di Purwokerto, tepatnya di desa Pasir Luhur. Gemar memelihara ikan Louhan.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com