Berikut Perkembangan Kondisi Novel Baswedan di RS Singapura

Juru Bicara (Jubir) KPK, Febri Diansyah. Foto Fadilah/Nusantaranews

Juru Bicara (Jubir) KPK, Febri Diansyah. Foto Fadilah/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Apa kabar penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Novel Baswedan setelah diterbangkan ke RS Singapura? Menurut Juru Bicara (Jubir) KPK, Febri Diansyah, selain diperiksa oleh dokter ahli, hari ini, Kamis, (20/4/2017), Novel juga diperiksa secara mendalam oleh dokter ahli THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Dari hasil pemeriksaan tersebut, sedikitnya ada empat hal yang bisa disampaikan.

“Pertama terdapat luka bajar akibat asam di rongga hidung Novel. Rongga hidung sebelah kanan mengalami luka bakar di bagian luar rongga, sementara untuk rongga hidung sebelah kiri mengalami luka bakar sampai ke bagian atas rongga hidung (dekat mata),” ujar Febri kepada awak media, di Jakarta.

Kedua tidak ada luka bakar pada saluran dalam pernafasan. Ketiga dokter melakukan pembersihan rongga hidung dan dikeluarkan cukup banyak darah baik darah beku maupun darah dalam bentuk lendir yang menumpuk di kedua rongga hidung.

“Saat ini sedang menunggu proses pertumbuhan kulit bagian rongga hidung yang terbakar tersebut,” kata Febri.

Sedangkan untuk perkrmbangan perawatan mata, sambung Febri, sampai hari ini, terdapat perkrmbangan yang cukup baik. Dari hasil tes mata angka dan huruf, mata kanan mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

“Jadi elah dapat membaca tulisan seukuran judul surat kabar dan mengenali wajah. Namun mata kiri masih kabur,” lanjutnya.

Febri kemudian menjelaskan, tekanan mata kiri dan kanan membaik yaitu 16%, pertumbuhan selaput mata bagian putih juga membaik. Namun selaput mata bagian hitam/kornea belum tumbuh sama sekali.

“Dari foto mata yang dilakukan kemarin, dokter menerangkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan akibat zat asam ini cukup parah, khususnya mata kiri,” kata Febri.

Mantan aktivis ICW (Indonesian Corruption Watch) itu menambahkan, terdapat tiga alternatif pengobatan yang akan dilakukan. Pertama, menunggu selaput mata tumbuh secara alami. Kedua jika pertumbuhan selaput mata lambat atau berhenti, maka akan “dipancing” pertumbuhannya dengan menggunakan membran yang terdapat pada plasenta bayi.

“Yang ketiga kondisi terburuk adalah jika selaput mata tidak tumbuh (terutama dibagian hitam/kornea). Dokter masih mempertimbangkan resiko kegagalan jika pencangkokan dilakukan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Novel Baswedan merupakan korban teror fisik. Matanya disiram menggunakan air keras oleh orang tak dikenal. Ia diteror usai menjalani ibadah shalat subuh di masjid dekat rumahnya. Akibatnya Ia harus menjalani perawatan di Rumah Sakit karena sekitar bagian mata rusak.

Reporter: Restu Fadilah

Exit mobile version